Lubuk Basung, Padangkita.com - Kematian massal ikan budidaya di keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Tanjung Raya, Agam, mulai menyebabkan polusi udara.
Bangkai ikan yang mengapung di permukaan danau tersebut menimbulkan bau tak sedap.
Bau busuk dari bangkai ikan tersebut mulai tercium di sepanjang jalan raya Lubuk Basung – Bukittinggi terutama di wilayah Nagari Koto Malintang, Koto Gadang VI Koto, Koto Kaciak, Duo Koto, Bayua, dan Maninjau.
Fauzan, salah seorang warga Koto Malintang mengeluhkan bau bangkai tersebut.
Ia menyebut aroma tak sedap yang berasal dari bangkai ikan tersebut mulai dirasakan beberapa hari lalu.
“Sudah tiga hari ini baunya mulai tercium. Sangat menyengat sekali karena banyak bangkai ikan yang terdampar di pinggir danau,” ujarnya dilansir dari MC Agam, Kamis (24/11/2022).
Sementara itu, Camat Tanjung Raya, Roza Syafdefianti mengatakan, pihaknya telah mengimbau para petani KJA untuk tidak membuang bangkai ikan ke perairan danau agar tidak menimbulkan polusi udara.
“Jika ini dilakukan akan menambah beban pencemaran Danau Maninjau,” katanya.
Diketahui, ribuan ikan budidaya KJA di Danau Maninjau sebelumnya mengalami kematian secara massal.
Lokasi kematian ikan hampir menyeluruh terjadi di kawasan Danau Maninjau.
Hingga kini belum diperoleh data pasti terkait jumlah kematian ikan dan kerugian yang dialami oleh para petani KJA.
Baca Juga : Jumlah Keramba di Danau Maninjau Melonjak Tajam, Gubernur Curiga Punya 'Orang Luar’
Kematian ikan tersebut disebabkan oleh berkurangnya kadar oksigen air di dalam danau, akibat pengaruh intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang yang melanda dua pekan terakhir. [hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News