Padangkita.com - Bukan makan namanya jika belum mengkonsumsi nasi sebagai sumber utama karbohidrat bagi sebagian besar orang Indonesia. Umumnya, makan disertai dengan minum teh baik hangat, dingin, manis, atau tawar. Jika tidak, makan kurang puas, serasa ada yang kurang.
Makan dibarengi dengan minum teh memang enak dan terasa segar di mulut. Namun, jika hal ini menjadi kebiasaan dan berlanjut dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan berbagai efek samping. Berikut bahaya minum teh saat makan dari berbagai sumber.
Pertama, menghambat penyerapan protein dan zat besi yang diperlukan oleh tubuh. Zat besi yang diperoleh setelah makan tentu membutuhkan waktu untuk diserap oleh tubuh.
Namun, jika minum teh saat makan atau setelah makan maka zat tannin dan polifenol yang terkandung dalam teh akan mengikat protein dan zat besi sebelum terserap oleh tubuh.
Kedua, menyebabkan anemia atau kekurangan sel darah merah. Hal ini sangat berbahaya bagi ibu yang sedang mengandung. Anemia bagi ibu hamil beresiko mengalami depresi setelah melahirkan. Sedangkan bagi bayi, anemia akan menyebabkan bayi lahir secara prematur.
Ketiga, menyebabkan bayi terlahir cacat. Cacat tersebut umumnya terjadi pada bagian otak dan tulang belakang bayi karena cacat ini disebabkan kekurangan zat besi.
Keempat, dehidrasi. Dehidrasi karena minum teh timbul karena dalam daun teh kering terdapat sifat diuretik. Selain itu, minum teh saat makan juga akan menimbulkan rasa haus karena kekurangan air putih.
Kelima, memicu penyakit batu ginjal. Pada teh terdapat zat ocxalate yang menyebabkan pembentukan batu ginjal. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa minum teh berlebihan dapat memicu pembentukan batu dan kristal pada saluran pembuangan air seni.
Karenanya, hindari minum teh lebih dari lima cangkir sehari dan teh diminum 2 jam setelah atau sebelum makan nasi. Diperkirakan waktu tersebut cukup bagi usus untuk bekerja menyerap nutrisi yang terkandung dalam makanan.