Padang, Padangkita.com – Pandemi Covid-19 telah memukul dan membuat Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) di Sumatra Barat (Sumbar) menjadi babak belur. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar yakin, dengan sejumlah strategi, Koperasi dan UMKM Sumbar bisa bangkit lagi.
“Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada Koperasi dan UMKM, di samping juga sektor-sektor lain. Kita tidak bisa terus larut dalam kondisi ini. Kita harus bangkit dalam tatanan baru. Kita akan perbaiki semua lini yang terdampak,” kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Jumat (19/6/2020).
Namun, ia mengingatkan, apapun yang akan dilakukan mesti mengutamakan protokol kesehatan Covid-19. Di Sumbar, kata Nasrul, usaha besar terdata sebanyak 419 unit atau 0,07 persen.
Sementara selebihnya, usaha menengah 7.900 unit atau 1,33 persen dengan omzet rata-rata per tahun Rp2,5 miliar-Rp50 miliar, usaha kecil 53.431 unit atau 9,01 persen dengan pendapatan per tahun Rp300 juta-Rp2,5 miliar, dan usaha mikro 531.350 unit atau 89.59 persen.
Dijelaskan Nasrul, untuk mengatasi persoalan penjualan produk UMKM yang sejak tiga bulan terakhir terdampak Covid-19, antara lain dengan membuka peluang kunjungan wisatawan. Namun, ulas dia, dengan mensyaratkan semua wisatawan punya surat keterangan bebas Covid-19 dan mematuhi protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan standar kesehatan lainnya.
Baca juga: Pasar Ateh Diresmikan Wamen PUPR, Kota Bukittingi Punya Ikon Baru
“Dengan dibukanya kembali kunjungan wisata, maka akan memberikan harapan kepada UMKM bahwa produknya akan terjual. Pasar modern dan tradisional, juga dibuka dengan aturan protokol kesehatan,”ujar Nasrul.
Cara lain, kata Nasrul, Pemprov Sumbar akan mendorong UMKM melakukan pemasaran secara online. Baik, melalui berbagai macam marketplace hingga memanfaatkan media sosial yang ada.
Cara ini, lanjut dia, juga menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan angka penjualan.
Sementara itu, pada sisi peningkatan kebutuhan permodalan, Pemprov sudah menyiapkan paket kebijakan subsidi bunga.
Pemprov Sumbar, ujar Nasrul, memberikan insentif kepada debitur dengan subsidi bunga, yang dimulai 1 Mei 2020 hingga enam bulan ke depan.
“Yang jelas, kita akan berupaya semaksimal mungkin agar perekonomian kembali bangkit.”
Bela Beli Produk UMKM
Lebih jauh, Nasrul menuturkan, semasa Covid-19 ini, produksi Koperasi dan UMKM menjadi terhambat. Karena, keterbatasan pergerakan pelaku usaha, akses pengiriman bahan baku terbatas dan biaya mahal, akses bekerja dan tenaga kerja terhalang, sarana dan prasarana berproduksi terbatas.
“Ke depan, Pemerintah akan mendorong agar proses produksi bisa maksimal,” kata Nasrul.
Program prioritas Pemprov untuk membangkitkan Koperasi dan UMKM ini, menyatukan semangat bersama melalui gerakan “bela beli” produk UMKM.
Baik itu di wilayah Sumbar, maupun ke perantau Minang sesuai dengan imbauan Gubernur. Serta, mengupayakan untuk peningkatan kemitraan dengan seluruh “stakeholder” dan peningkatan aksi pembiayaan.
“Kita juga akan mengupayakan pemberdayaan atau pendampingan dan memfasilitasi UMKM dengan menetapkan kawasan sentra UMKM pasca-Covid-19. Mendorong terbentuknya klaster UMKM hulu dan hilir, menjadikan cikal bakal koperasi dengan instansi terkait. Serta, sinkronisasi dan koordinasi tim percepatan akses keuangan daerah,” ungkap mantap Bupati Pesisir Selatan dua periode ini.
Ditegaskan, beraktivitas dalam budaya baru bersahabat dengan Covid-19, dengan penerapan standar protokol kesehatan sangatlah penting. “Tidak ada yang tidak mungkin. Jika, semua kita disiplin menjalankan protokol kesehatan. Kita optimis, perekonomian kita akan bangkit kembali.” [and/pkt]