Padang, Padangkita.com – Tawa kecil HNR sesekali memecah keheningan di sebuah rumah kontrakan sederhana di Jalan Kalumpang, Kelurahan Bandar Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.
Balita berusia 16 bulan itu tampak ceria, seolah tak mengerti beban berat yang sedang dipikul tubuh mungilnya. Lahir dengan kondisi spina bifida, sebuah cacat bawaan di mana tulang belakang tidak menutup sempurna, HNR harus berjuang lebih keras dibanding anak-anak seusianya hanya untuk bisa berdiri tegak.
Kedua kaki HNR mengalami kelemahan saraf akibat kondisi tersebut. Ia telah menjalani dua kali operasi besar sejak bayi, namun kemampuannya untuk berjalan masih menjadi tanda tanya besar bagi kedua orang tuanya, Erwina Aprilia Fitri (23) dan Yudha Pratama (26).
Erwina masih mengingat jelas ketakutan yang menghantuinya saat dokter pertama kali menyampaikan diagnosis tersebut. Bayangan masa depan sang buah hati seketika menjadi kelabu.
"Kami khawatir tentang bagaimana ia akan tumbuh, apakah ia bisa berjalan normal, dan bagaimana masa depannya nanti," ungkap Erwina lewat keterangan tertulis, Sabtu (22/11/2025).
Namun, mendung di wajah Erwina perlahan sirna. Harapan itu datang dalam bentuk sepasang sepatu khusus bernama Dennis Brown splint yang disalurkan oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS Semen Padang. Alat ini dirancang khusus untuk mengoreksi struktur kaki HNR agar kelak ia bisa belajar melangkah.
Bagi keluarga yang sang ayah hanya bekerja di pabrik roti rumahan ini, bantuan tersebut adalah mukjizat. Erwina mengaku sempat ragu saat pertama kali mengajukan permohonan bantuan karena ketidaktahuannya akan prosedur.
"Awalnya kami tidak yakin apakah kami bisa mendapatkannya. Tapi kami coba saja. Alhamdulillah, ternyata bantuan ini benar-benar diberikan," tuturnya penuh syukur.
Saat menerima sepatu koreksi tersebut, mata Erwina tampak berkaca-kaca. Ia menyadari bahwa alat ini bukan sekadar benda medis, melainkan penopang impian anaknya.
"Sebagai orang tua, kami sangat bersyukur dan terharu atas bantuan Dennis Brown splint ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang dan UPZ BAZNAS Semen Padang. Semoga PT Semen Padang semakin jaya," ucapnya dengan suara bergetar.
Kini, rutinitas Erwina bertambah. Selain merawat luka pasca-operasi, ia juga telaten memakaikan sepatu khusus tersebut sambil membisikkan kalimat penguat bagi putrinya.
"Bentar lagi bisa jalan, ya, Nak," bisiknya lembut setiap kali memasangkan alat itu ke kaki HNR.
Erwina menyadari proses penyembuhan tidak akan instan. Namun, melihat HNR mulai beradaptasi dengan alat bantu tersebut sudah cukup menjadi bahan bakar semangat bagi mereka.
"Kami ingin melihat perubahan sedikit demi sedikit, dan itu membuat kami semakin semangat. Bantuan ini bukan hanya alat, tetapi harapan. Setiap hari kami mengikuti anjuran tenaga kesehatan dan memastikan HNR tetap nyaman. Semoga anak kami bisa berjalan seperti anak-anak lainnya," harapnya.
Sementara itu, Staf Realisasi dan Pelaporan UPZ BAZNAS Semen Padang, Antoni Saputra, menjelaskan bahwa kasus HNR menjadi prioritas dalam Program Kesehatan mereka. Bantuan senilai Rp5 juta yang bersumber dari zakat karyawan PT Semen Padang ini dialokasikan untuk pembelian sepatu khusus, biaya transportasi medis, serta kebutuhan nutrisi harian.
Antoni menegaskan bahwa intervensi dini sangat krusial bagi penderita spina bifida. "Kami berupaya membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama anak-anak yang memiliki kelainan seperti spina bifida. Program ini sudah berjalan lebih dari satu tahun. Alat seperti Dennis Brown splint ini penting untuk merangsang kemampuan berjalan dan mengoreksi kaki sejak dini," jelas Antoni.
Baca Juga: Impian 7 Tahun Susmayeni Miliki Kaki Palsu Terwujud Berkat Bantuan UPZ BAZNAS Semen Padang
Melihat kegigihan orang tua HNR, Antoni pun turut menaruh harapan besar.§"Semoga HNR bisa berkembang lebih baik dan kelak bisa berjalan normal seperti anak-anak lainnya," pungkasnya. [*/hdp]











