Padangkita.com - Amerika Serikat menyebut China ingin mendirikan jaringan logistik dan fasilitas militer untuk menunjang tentara mereka di sejumlah daerah. Indonesia dikabarkan menjadi salah satu target lokasi pembangunan ini.
Hal tersebut berdasarkan laporan Kementarian Pertahanan (Kemhan) AS berjudul Military And Security Developments Involving The People's Republic Of China. Nama Indonesia disebut tiga kali pada laporan itu.
Dalam laporan tersebut dijelaskan, ada sejumlah negara Asia Tenggara hingga Timur Tengah yang China harap bisa gunakan sebagai lokasi fasilitas logistik militer.
Pusat logistik itu digunakan untuk Tentara Pembebasan Rakyat atau People Liberation Army (PLA) milik China. Saat ini, China sudah memiliki pusat logistik militer di Djibouti.
"RRC kemungkinan telah mempertimbangkan Myanmar, Thailand, Singapore, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan sebagai lokasi untuk fasilitas logistik militer bagi PLA," tulis laporan tersebut seperti dikutip asia.nikkei.com, Rabu (2/9/2020).
Baca juga: Hubungan Kian Memanas, Jurnalis Australia Ditahan di China
AS berkata pusat logistik itu akan mendukung tentara darat, laut, dan udara milik China. Kehadiran pusat logistik seperti itu dianggap bisa menganggu AS.
"Jaringan logistik militer Tentara Pembebasan China bisa saja ikut campur ke operasi-operasi militer AS dan menyediakan fleksibiltas untuk mendukung operasi ofensif melawan Amerika Serikat," tulis laporan tersebut.
AS juga mengkritik laporan Jalur Sutera Baru (OBOR) milik China dalam laporan tersebut. Proyek OBOR dinilai mengkhawatirkan dari segi korupsi, utang, lingkungan, dan kurangnya transpransi. [*/try]