Jakarta, Padangkita.com - Ketegangan berlarut antara Amerika Serikat dan China termasuk kecemasan investor dalam menanti tanggapan Presiden AS Donald Trump terhadap hukum keamanan nasional China atas Hong Kong memicu kenaikan harga emas pada perdagangan Sabtu (30/5/2020).
Hingga pagi ini, harga emas di pasar spot tercatat naik sebesar 0,9 persen menjadi USD 1.734,70 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 1,4 persen pada USD 1.751,70.
"Pasar sekarang benar-benar fokus pada dua ekonomi terbesar dan apa yang kemungkinan akan menjadi pertempuran panjang yang berlarut-larut," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior di OANDA dilansir dari CNBC, Sabtu (30/5/2020).
Ia melanjutkan, permintaan safe-haven untuk emas akan terus mengalami lonjakan dipicu ketidakpastian hubungan AS-Cina yang kian tegang.
Secara umum, safe-haven merupakan aset investasi yang digunakan sebagai pelarian saat kondisi ekonomi global dianggap sedang tak aman.
Ketakutan yang meningkat atas korban ekonomi dari virus corona, diperburuk oleh keretakan yang meluas antara AS dan China, dan lingkungan akibat suku bunga rendah secara global telah menempatkan bullion safe-haven di jalurnya untuk kenaikan bulanan lebih dari 3 persen.
"Keuntungan pasar saham cenderung membatasi momentum kenaikan emas, namun, harga emas telah naik di tengah lingkungan yang berisiko," kata Analis Standard Chartered Bank, Suki Cooper.
Baca juga: Skenario the New Normal BUMN, Pembukaan Kegiatan Ekonomi di Tengah Pandemi
"Ada dukungan downside yang baik di sekitar USD 1.700," kata dia.
Indeks utama Wall Street jatuh pada hari Jumat, memperkuat daya tarik bagi emas.
Selain emas, harga perak juga mengalami peningkatan sebesar 2,5 persen menjadi USD 17,86 per ons.
Kenaikan harga di sepanjang bulan ini merupakan yang tersebar sejak Januari 2012, yaitu sebesar 18,8 persen.
Sementara Palladium turun 1 persen menjadi USD 1.911,54 per ons. Sedangkan Platinum tergelincir 0,8 persen menjadi USD 831,90 tetapi berada di jalur untuk bulan terbaiknya sejak Agustus 2019. [*/try]