Padang, Padangkita.com – Gelaran festival seni Pekan Nan Tumpah (PNT) 2025 terus menunjukkan daya tariknya. Memasuki hari keempat penyelenggaraannya, antusiasme publik terlihat jelas dari antrean pengunjung yang mengular hingga hampir dua puluh meter di depan pintu masuk ruang pameran.
Kapasitas ruang pamer yang dibatasi maksimal untuk 100 orang sekaligus membuat para penikmat seni harus sabar menunggu giliran.
Fenomena ini menjadi cerminan betapa besar animo masyarakat terhadap rangkaian acara yang disajikan, mulai dari diskusi buku, lokakarya, hingga pertunjukan seni lintas disiplin.
Pada hari keempat, panggung literasi PNT 2025 diisi oleh dua sesi diskusi buku yang menarik. Sesi pagi menghadirkan buku Mandulang Cinto karya Hasbunallah Haris yang dibedah oleh narasumber Arif P. Putra dan Alizar Tanjung.
Siangnya, giliran buku Cara Kerja Tuhan karya Maulidan Rahman Siregar yang dibahas tuntas oleh Yona Primadesi dan Ilhamdi Putra.
Tidak hanya diskusi, PNT juga membuka ruang kreativitas melalui pelatihan "Membuat Mozaik dari Manik" yang dipandu langsung oleh Susanti Rahim dari Nona Jewelry. Sebanyak 20 peserta yang telah mendaftar sebelumnya tampak asyik mengikuti lokakarya tersebut.
Menjelang sore, panggung pertunjukan eksibisi menyajikan tiga penampilan memukau. Dibuka oleh pertunjukan teatrikal "Retak Logos di Negeri Huruf" dari siswa-siswi SMA Negeri 2 Gunung Talang, dilanjutkan dengan gerak dinamis "Tari Buai-Buai" dari Sanggar Tari Kasang Saiyo, dan ditutup oleh penampilan "Fatamorgana" dari Komunitas Seni Punago, Kayu Tanam.
Setelah jeda untuk istirahat dan salat Magrib, rangkaian acara berlanjut dengan pemutaran film "Cukup Sudi Untuk Rayu" besutan sutradara Halvika Padma.
Malam puncak hari keempat ditutup dengan dua pertunjukan eksperimental, yaitu "Nata Sukma" karya Tatang R. Macan dan eksplorasi bunyi "Sonic Matter" dari Taufik Adam yang berhasil memukau penonton.
Memasuki hari kelima, Kamis (28/8/2025), semangat Pekan Nan Tumpah 2025 tidak surut. Selain pameran seni yang kembali dibuka sejak pagi, agenda diisi dengan pelatihan tari tradisi Turuk Laggai bersama Komunitas Sinuruk Mattaoi Mentawai.
Pada saat yang sama, digelar pula gelar wicara Manajemen Talenta Nasional bertajuk "Ikon Inspirasi: Kolaborasi Seni Lintas Media" yang menghadirkan Siko Setyanto sebagai pembicara.
Panggung eksibisi hari kelima akan dimeriahkan oleh pertunjukan "Bulek Kato Anak Nagari" dari SMA Negeri 1 Lubuk Sikaping dan Tonel "Murat-Marit Asik" dari Grup Tonel Bahasa Tangsi Sikalang.
Rangkaian acara malam nanti akan dilanjutkan dengan pemutaran film, pertunjukan "Durhakala Vol. 2" karya Kurniadi Ilham, dan ditutup oleh penampilan "Nilam Sati" dari Kamarkost.
Lisa Amelia, salah seorang pengunjung, mengungkapkan kesannya terhadap PNT 2025. Menurutnya, festival tahun ini tidak hanya sangat ramai, tetapi juga cerdas dalam menyajikan beragam pilihan tontonan bagi pengunjung.
Baca Juga:
"Festivalnya ramai sekali, tapi yang menarik adalah kita diberi banyak pilihan tontonan dalam satu waktu. Ini pengalaman baru bagi saya dan saya sangat senang bisa hadir di Pekan Nan Tumpah 2025," ujarnya saat ditemui di lokasi acara. [*/hdp]