Simpang Empat, Padangkita.com – Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) mulai menyusun langkah untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan angka kelahiran, setelah berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan warga bekerja atau banyak berdiam di rumah.
Langkah itu dirumuskan dalam rapat koordinasi (Rakor) pelayanan Keluarga Berencana (KB) serentak sejuta aseptor, yang diadakan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Pasbar, Kamis (18/6/2020).
Rakor yang diadakan di auditorium kantor bupati itu dihadiri Ketua TP. PKK Pasbar Sifrowati Yulianto, Ketua DWP Pasbar Emi Yudesri, Kepala Dinas Kesehatan Jon Hardi, para camat, seluruh kepala Puskesmas di daerah itu, dan “stakeholder” lainnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pasbar Yudesri ketika membuka Rakor meminta kepada seluruh camat, kepala Puskesmas yang hadir agar serius mengikuti Rakor itu.
"Sebab pada rakor ini nanti akan dibahas langkah kerja merealisasikan program sejuta aseptor ini," kata Yudesri saat membuka Rakor.
Ia menambahkan, selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan “work from home” (WFH) atau bekerja dari rumah, dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya lonjakan kelahiran.
"Lonjakan kelahiran tersebut juga akan berimbas kepada pembangun manusia yang berkualitas atau SDM yang unggul nantinya," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A Anna Rahmadia mengatakan, program sejuta aseptor yang akan dilakukan tersebut bertujuan untuk menekan ledakan kelahiran beberapa tahun mendatang.
"Aseptor tersebut nantinya akan disalurkan di beberapa fasilitas kesehatan (Faskes), baik di Puskesmas, rumah sakit serta di tempat praktek mandiri bidan," terangnya.
Ia menambahkan, saat ini di Pasbar tercatat sebanyak 63 Faskes.
"Sebelum mereka terjun, makanya kita lakukan dahulu Rakor ini guna memantapkan rencana kita ke depan. Agar apa yang kita harapkan bersama bisa tercapai," tandasnya. (rom/pkt)