Pariaman, Padangkita.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan memasang alat High-Frequency (HF) Radar untuk memonitor pergerakan air laut jika terjadi bencana gempa dan tsunami. Alat ini merupakan bantuan Prancis yang dibuat di Jerman.
Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Suaidi Ahadi menyebutkan, HF Radar juga dapat dimanfaatkan untuk membantu nelayan, karena dapat digunakan untuk memenitor keberadaan ikan. Rencananya, alat HF Radar akan datang pada Agustus 2025 dan dipasang pada Ferbruari 2026.
Untuk persiapan, Suaidi bersama Wali Kota Pariaman Yota Balad dan beberapa kepala OPD serta Camat meninjau lokasi penempatan alat HF Radar di Pantai Taman Anas Malik, Kelurahan Lohong Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman, Minggu (15/6/2025).
Diketahui, High-Frequancy (HF) Radar merupakanb sistem radar yang beroperasi pada pita frekuensi tinggi, biasanya antara 3 dan 30 MHz. Alat digunakan untuk mengukur dan memantau kecepatan dan arah arus permukaan laut serta medan gelombang di area yang luas.
Sistem ini bekerja dengan memancarkan sinyal radio dan menganalisis pantulannya dari permukaan laut, memberikan data real-time tentang pergerakan air laut.
“Hari ini kita melihat titik lokasi penempatan alat High-Frequency (HF) Radar di Pantai Taman Anas Malik. Alat ini sangat penting, karena Kota Pariaman berada dalam wilayah rawan bencana,” ujar Yota Balad.
Ia menyebutkan, soal rencana pemasangan alat HF Radar telah disosialisasikan kepada pedagang, sehingga tak perlu ada tindakan penggusuran. Sebab, pedagang juga telah mengerti tentang pentingnya alat HF Radar bagi masyarakat Pariaman.
“Alhamdulillah, kita sudah sampaikan kepada para pedagang agar mengosongkan area 300 meter kiri kanan. Sebagai lokasi penempatan alat tersebut akan mencapai 30 meter lebarnya. Perlu diingat, Pemko Pariaman tidak ada penggusuran. Karena alat ini sangat berguna untuk mengantisipasi gempa dan tsunami bagi Kota Pariaman. Selain itu, alat ini juga berguna bagi nelayan membantu untuk menangkap ikan,” ungkap Yota Balad.
Yota Balad juga menyebutkan alat HF Radar hanya ada dua di Sumbar, yakni di Kota Padang dan Kota Pariaman.
“Kami berharap kepada masyarakat untuk mendukung," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Yota Balad juga menyampaikan bahwa BMKG juga memasang alat Early Warning System (EWS) atau Sistem Peringatan Dini gempa dan tsunami di Pariaman.
"Alat Early Warning System (EWS) atau Sistem Peringatan Dini dirancang untuk memberikan peringatan dini mengenai potensi risiko atau bahaya bencana alam. Karena ini memang harus dipasang di Kota Pariaman. Alat Ini sangat berguna bagi masyarakat, karena kita berada di Megathrust Siberut,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Suaidi Ahadi menjelaskan bahwa High-Frequency (HF) Radar sangat berguna untuk monitoring tsunami, di mana Provinsi Sumbar memiliki potensi ancaman Megathrust Siberut. Alat ini, kata dia, berfungsi dan berbunyi 30 detik sebelum bencana gempa terjadi.
“Di Sumbar, alat ini dipasang didua titik yakni Kota Padang di Masjid Al-Hakim dan Kota Pariaman di Pantai Taman Anas Malik,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan selain untuk monitoring tsunami, alat ini juga berguna untuk monitoring keberadaan ikan. Setelah alat terpasang di bulan Februari 2026, akan dilakukan sosialisasi kepada nelayan dan stakeholder untuk mempergunakan alat tersebut.
“Kita juga dibantu oleh Taiwan untuk EWS. Akan dipasang di Kantor Wali Kota Pariaman dalam minggu ini untuk deteksi dini gempa bumi. Untuk alat High-Frequency (HF) Radar akan datang pada bulan Agustus 2025, tetapi pemasangan dilakukan bulan Februari 2026. Alat ini bantuan dari Prancis dan dibuat oleh Jerman,” pungkasnya. [*/pkt]