1 Keluarga yang Tewas Terbakar di Pasaman Barat Perantauan dari Kota Padang

Kebakaran Pasaman Barat, Berita Pasaman Barat Terbaru, Berita Sumbar Terbaru, Kebakaran

Kapolres Pasaman Barat, AKBP Sugeng Hariyadi tampak turun langsung ke lokasi kebakaran. (Foto: Romi/Padangkita.com)

Simpang Empat, Padangkita.com - Satu keluarga yang tewas terbakar bersama rumah yang mereka tempati di Pasaman Barat (Pasbar), Sabtu (31/10/2020), dikenal sangat ramah oleh tetangga dan rekan-rekannya.

Salah satu tetangga korban, Dewi, 40 tahun mengatakan, bahwa tetangganya Almarhum Dafler Siagian (berita sebelumnya DS), 48 tahun adalah orang yang sangat baik dan ramah dalam kesehariannya bergaul dengan tetangga.

"Keseharian beliau selama ini hanya berusaha warung kopi dan tempat main biliar. Namun sejak istrinya meninggal dua tahun yang lalu, usaha ini tidak lagi jalan," kata Dewi kepada Padangkita.com, Sabtu (31/10/2020) siang.

Saat ini, kata Dewi, Dafler bekerja sebagai sekuriti di tempat pemecah batu yang letaknya sekitar satu kilometer dari rumah korban yang saat ini telah rata dengan tanah.

"Tempat pemecah batu itupun adalah tanah beliau yang dikontrak oleh perusahaan kontraktor," lanjutnya.

Menurut Dewi, korban ini berasal dari Kota Padang dan merantau bersama keluarganya ke Pasaman Barat sejak tahun 1983. "Sudah boleh dikatakan bahwa korban ini adalah orang Pasaman Barat, karena anak-anaknya sudah lahir di sini semuanya," ucap Dewi.

Korban diketahui berstatus duda. Istri pertamanya meninggal dunia dan dengan istri keduanya, bercerai sekitar enam bulan yang lalu.

"Istri pertama abang (Dafler Siagian) ini meninggal sekitar 2 tahun yang lalu, kemudian ia nikah lagi dan bercerai sekitar enam bulan yang lalu. Anaknya tiga orang masih bersekolah," tutur Dewi.

Kawan korban yang sehari-hari bersama bekerja, Apid, 25 tahun mengatakan bahwa korban adalah seorang yang baik hati dan pekerja keras. "Kemarin kami masih bekerja membangun lesehan ini bang, dan pukul 18.30 saya pulang ke rumah selepas selesai bekerja," ucapnya.

Apid menyampaikan, biasanya korban tidak pernah tidur cepat. Namun sekali ini saat bencana ini, korban tidur cepat atau tidal terlalu malam.

Baca Juga: Satu Keluarga Ayah dan 3 Anak Tewas Terpanggang Saat Rumah Mereka Kebakaran di Koto Baru Pasbar

"Paling cepat biasanya korban tidur itu pukul 03.00 dini hari. Namun tadi malam entah kenapa korban tidurnya cepat dari biasanya," tuturnya.

Apid tidak menyangka kejadian tragis ini akan menimpa kawannya tersebut, yang sehari-hari sering bersamanya bekerja.

"Semoga Almarhum dan anak-anaknya meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah," doa Apid yang tampak sangat sedih. [pkt]


Baca berita Pasaman Barat terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Dinilai Paling Layak Pimpin Sumbar, Mahyeldi akan Prioritaskan Infrastruktur di Daerah Terisolasi
Dinilai Paling Layak Pimpin Sumbar, Mahyeldi akan Prioritaskan Infrastruktur di Daerah Terisolasi
Mahyeldi Ungkap Rencana Pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang Jadi Pusat Ekspor
Mahyeldi Ungkap Rencana Pengembangan Pelabuhan Teluk Tapang Jadi Pusat Ekspor
Pendukung di Pasbar Ini Siap Jalan Kaki 100 Km Jika Targetnya Memenangkan Mahyeldi-Vasko Tak Tercapai
Pendukung di Pasbar Ini Siap Jalan Kaki 100 Km Jika Targetnya Memenangkan Mahyeldi-Vasko Tak Tercapai
Latgab Megathrust, Audy Sebut Pusat Tak Pernah Biarkan Sumbar Sendiri Hadapi Bencana
Latgab Megathrust, Audy Sebut Pusat Tak Pernah Biarkan Sumbar Sendiri Hadapi Bencana
Berkunjung ke Kinali Pasaman Barat, Vasko Ruseimy Disambut Hangat Masyarakat
Berkunjung ke Kinali Pasaman Barat, Vasko Ruseimy Disambut Hangat Masyarakat
Khairuddin Apresiasi Kinerja Mahyeldi di Pasaman dan Pasbar, Harapkan Lanjutan Kepemimpinan
Khairuddin Apresiasi Kinerja Mahyeldi di Pasaman dan Pasbar, Harapkan Lanjutan Kepemimpinan