Jakarta, Padangkita.com - Penyebaran kasus virus Corona atau Covid-19 di perkantoran dan pabrik semakin meningkat. Klaster ini menjadi salah satu penyumbang kasus terbesar di sejumlah daerah di Indonesia.
Ibu Kota DKI Jakarta misalnya, klaster perkantoran menjadi klaster ketiga terbanyak. Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 Jakarta, catatan kasus klaster perkantoran sebanyak 3.194 kasus atau sekitar 8,31 persen dari total kasus Covid-19 di ibu kota.
Dilansir dari CBNC, sejak PSBB Jakarta diberlakukan lagi pada 14 September, tercatat sudah 52 kantor ditutup sementara di DKI Jakarta. Penyebab utamanya adalah ditemukannya kasus Covid-19 di sejumlah kantor tersebut.
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatra Barat (Sumbar) juga melaporkan dua kantor sebagai klaster baru Covid-19 di Kota Padang. Sebanyak 74 karyawan BRI yang tersebar di Kantor Wilayah BRI Padang dan Kantor Cabang BRI Padang dilaporkan positif terinfeksi Covid-19.
Akibatnya, dua kantor bank milik negara itu ditutup untuk sementara itu.
Klaster perkantoran juga ditemukan di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). Satgas setempat melaporkan penyebaran Covid-19 di perkantoran baik lembaga pemerintah maupun swasta sangat masif dalam 3 pekan terakhir.
Sejumlah daerah lainnya seperti Bogor dan Klaten juga melaporkan penambahan kasus Covid-19 dari klaster perkantoran.
Baca juga: 38 Daerah Zona Oranye Jadi Zona Merah Covid-19, Termasuk 4 Daerah di Sumbar
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, ditemukannya klaster perkantoran termasuk sejumlah pejabat negara yang dinyatakan positif Covid-19 merupakan bukti dari lemahnya penerapan protokol kesehatan.
Menurutnya, hal tersebut harus segera dievaluasi untuk menghindari klaster-klaster baru Covid-19.
"Seharusnya kita segera melakukan evaluasi di semua tempat, agar hal ini tidak terjadi lagi," kata Wiku dilansir dari Suara.com, jaringan Padangkita.com, Selasa (22/9/2020).
Ia pun meminta semua perusahaan atau parbrik melapor bila ada kasus corona di tempatnya supaya dilakukan testing dan tracing.
"Jangan merasa malu apabila ada yang positif, karena orang-orang yang positif ini perlu kita lindungi, rawat untuk bisa menjadi sembuh dan sehat kembali," tutur Wiku.
Ia mengapresiasi keterbukaan informasi terkait adanya kasus corona yang dilakukan sejumlah perusahaan swasta. Sehingga langkah selanjutnya dilakukan pelacakan agar dapat mendeteksi dan menghentikan penularan dari satu orang ke orang lain.
"Ini sudah dilakukan oleh instansi pemerintahan, misalnya dengan menghentikan aktivitas sementara di beberapa Kantor Kementerian maupun pemerintah provinsi setelah ditemukannya kasus positif," ujar dia. [*/try]