Jakarta, Padangkita.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB yang akan diadakan pada 22-29 September 2020 mendatang. Pidato ini menjadi yang pertama kalinya disampaikan Jokowi sejak menjabat sebagai Presiden RI.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, presiden akan berpartisipasi secara virtual dan menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum atau General Debate dalam agenda rutin tahunan yang populer disebut UNGA itu.
"Insya Allah, Bapak Presiden akan berpartisipasi pada sesi ini dan akan menyampaikan statement secara virtual," ujar Retno, dilansir dari Liputan6.com, jaringan Padangkita.com, Sabtu (19/9/2020).
Pidato tersebut, kata Retno, akan disampaikan Jokowi pada tanggal 23 September 2020 pukul 07.30 pagi waktu Jakarta. Pesan tersebut akan ditayangkan di webTV.un serta di General Assembly Hall secara virtual.
Lima tahun terakhir, pidato pemimpin negara di podium PBB selalu didelegasikan kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK).
Sebelumnya JK sempat berharap Jokowi bisa berpartisipasi langsung dengan alasan ehadiran seorang kepala negara menjadi penting dalam acara terbesar di kancah internasional itu. Harapan JK akhirnya diwujudkan presiden dengan berpartisipasi pada tahun ini.
"Saya harap Pak Jokowi nanti hadir. Itu penting karena bagaimanapun Presiden dan Wapres kan berbeda, dia punya tingkatannya. Dan juga semuanya (kepala negara lain) menanyakan, mana Pak Joko? Jadi yang ditanya Pak Jokowi," kata Wapres JK usai menyampaikan pidato dalam Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB di New York, Jumat (27/9/2019).
Baca juga: Jadi Pelajaran Tak Wajib, Kemendikbud Pastikan Sejarah Tetap dalam Kurikulum
Jokowi Delegasikan JK Selama 5 Tahun Berturut
Sejak 2015 atau tahun pertama Presiden RI Joko Widodo menjabat, Jusuf Kalla --yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI-- menjadi perwakilan Indonesia dalam pertemuan tersebut. Dan, kehadirannya menjadi langganan setiap tahun.
Pada 2016, JK menyuarakan masalah pengungsi yang seharusnya menjadi perhatian umum. Kala itu, JK menekankan beberapa hal penting dalam menyelesaikan masalah pengungsi. Termasuk mendorong negara-negara dunia untuk bahu membahu agar penanganan persoalan ini tepat sasaran.
Atau pada tahun 2017, Jusuf Kalla mengangkat isu perdamaian. Dalam pidatonya, ia menegaskan soal perdamaian di dunia.
"Perdamaian tidak pernah diberikan, tetapi harus diupayakan terus menerus dan dipelihara melalui dialog, inklusivitas, dan penyelesaian sengketa secara damai," ujar JK.
Pada 2018, Wapres JK menyinggung seputar krisis Palestina dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB.
Pada 2019, kehadiran Wapres Jusuf Kalla di Sidang Majelis Umum PBB saat itu ditandai dengan 'pasukan batik' delegasi Indonesia di Markas PBB. [*/try]