Padang, Padangkita.com – Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) dinilai sebagai daerah yang paling berhasil dalam menerapkan Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada akhir April sampai awal Juni lalu. Lewat survei, lembaga Indikator Politik Indonesia memberikan skor 67,0, sekaligus tertinggi disbanding daerah lain di Indonesia.
Hasil survei itu diungkapkan Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi dalam diskusi daring bertema “Efek Kepemimpinan dan Kelembagaan dalam Penanganan Covid-19”, Kamis (20/8/2020). Di bawah Sumbar, ada DKI Jakarta dan Jawa Barat yang sama-sama mendapat skor 66.3.
Burhanuddin menyebutkan, lewat penerapan PSBB yang ketat, Sumbar dinilai sukses mengendalikan penyebaran Covid-19 terutama pada awal pandemi terjadi. Menyikapi hal tersebut, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang dihubungi via telepon, Jumat (21/8/2020) mengatakan, mitigasi melalui PSBB memang awal yang baik dalam menekan penyebaran Covid-19 di Ranah Minang.
"Masa awal pandemi, memang terjadi kekalutan di tengah masyarakat. Dorongan lockdown dan PSBB hampir tiap hari saya dengar. Keresahan masyarakat tersebut direspons cepat. Hanya, tidak mudah menetapkan PSBB ini, semuanya perlu proses dan izin ke pemerintah pusat," tutur Irwan sebagaimana dirilis Diskominfo Sumbar.
Dia menambahkan, Pemprov Sumbar mengajukan PSBB pada 16 April 2020 dan disetujui Menteri Kesehatan tanggal 18 April 2020.
Baca juga: 12 Polisi dan 1 ASN di Polres Padang Pariaman Positif Covid-19, Layanan Masyarakat Tetap Buka
"PSBB tahap I dimulai 22 April–5 Mei 2020. Kemudian dilanjutkan PSBB tahap II pada 6–29 Mei 2020. Saat PSBB ini dilakukan pembatasan selektif di sembilan titik perbatasan dengan provinsi tetangga dan 1 (satu) titik di Bandara Internasional Minangkabau (BIM)," terangnya.
Pentingnya PSBB kala itu, sebut Irwan, karena arus masuk orang ke Sumbar sangat tinggi dan berisiko menularkan Covid-19.
"Tercatat hingga 24 April 2020 jumlah orang yang datang ke Sumbar mencapai 138 ribu orang dengan rata-rata per hari 4.900 orang. Tentu kita waspada terhadap kedatangan begitu banyak orang. Sehingga PSBB benar-benar dirasa efektif kala itu," sebutnya.
Untuk pelaksanaan PSBB dalam daerah sendiri, Irwan menjelaskan, pihaknya mengeluarkan imbauan agar membatasi diri keluar rumah. Bahkan, sekolah pun mulai belajar dari rumah dan pegawai bekerja dari rumah.
Saat ini, di mana Indonesia telah memasuki era kehidupan baru dan tak ada lagi pembatasan gerak, Irwan meminta seluruh masyarakat tetap waspada dan tidak meremehkan Covid-19.
"Benar jika berakhirnya PSBB dapat menghidupkan kembali perekonomian. Tetapi Kita tak boleh lengah. Buat apa duit banyak, namun kita positif Covid-19. Kuncinya satu. Patuhi protokol kesehatan!" [*/pkt]