Padang, Padangkita.com – Sejumlah gedung atau fasilitas milik pemerintah yang dulu pernah dijadikan sebagai tempat karantina atau isolasi pasien Covid-19, dapat dibuka lagi kapanpun dibutuhkan. Termasuk Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) PPSDM yang berada di Baso, Agam.
“Kalau Bukittinggi memang memerlukan untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19, ya bisa dibuka lagi,” kata Jasman Rizal, Kepala Dinas Kominfo Sumbar selaku Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumbar, Sabtu (15/8/2020) malam.
Sebelumnya, Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias mengaku kewalahan menangani kasus Covid-19 yang terus meningkat di kota wisata itu. Dalam dua pekan ini, ada 19 kasus baru yang muncul di Bukittinggi.
Pagi ini, Minggu (16/8/2020) dilaporkan bertambah lagi empat orang. Secara kumulatif, kasus Covid-19 di Bukittinggi telah mencapai 37 orang, meninggal dunia satu orang, dan sembuh 17 orang.
Akibat lonjakan kasus Covid-19 ini, RSUD Achmad Mochtar menutup beberapa layanan, salah satunya bagian bedah. Sebab, ada dokter yang bertugas di rumah sakit tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Atas dasar keterbatasan tempat, dan memutus mata rantai penyebaran virus Corona dengan cepat, Ramlan meminta Gubernur Sumbar membuka lagi Balai Diklat PPSDM di Baso, sebagai tempat karantina atau isolasi pasien Covid-19 yang tanpa gejala atau gejala ringan.
Selain Kota Bukiitinggi, lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi di daerah yang berbatasan langsung dengan Bukittinggi, yakni Tanah Datar, Agam dan Padang Panjang. Di Tanah Datar, satu Puskesmas dan IGD RSUD M Ali Hanafiah terpaksa ditutup sementara.
Jasman Rizal menyebutkan, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias dipersilakan untuk menyampaikan permintaan tersebut kepada Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.
“Kalau memang dibutuhkan, Gubernur pasti mengabulkan. Namun tentu jangan hanya disampaikan lewat media saja. Buat surat, pasti akan direspons Gubernur,” ujar Jasman.
Lebih lanjut Jasman mengatakan, sebetulnya sejauh ini fasilitas kesehatan yang tersedia di Sumbar masih mencukupi untuk menampung pasien Covid-19. Lebih dari 500 tempat tidur disediakan, sementara kasus aktif yang butuh perawatan rumah sakit tidak sampai sebanyak itu.
Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Covid-19 Sumbar, Minggu (16/8/2020) pagi ini, total jumlah kasus poitif 1.348 orang, meninggal dunia 38 orang, dan yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 895 orang.
Dengan demikian, kasus aktif di Sumbar atau total kasus positif dikurangi dengan jumlah yang meninggal dan yang sembuh, adalah sebanyak 415 orang.
“Tapi itu kan sebagiannya banyak yang isolasi mandiri, istirahat di rumah,” ulas Jasman.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar sendiri mulai menutup fasilitas atau gedung milik pemerintah yang jadi pusat karantina sejak awal Juli lalu. Satu-satunya yang masih dibuka hanyalah gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumbar di Padang Besi, Padang.
“Untuk penghematan, (tempat) karantina tinggal satu di BPSDM untuk 200 orang. Karantina yang lain ditutup sementara dan sewaktu-waktu dapat dibuka kembali jika dibutuhkan,” ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, waktu mengumumkan penutupan itu, Jumat (3/7/2020).
Gedung BPSDM sendiri dipergunakan khusus untuk karantina pasien positif Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pengawasan (ODP).
Sebelumnya Pemprov membuka sejumlah fasilitas sebagai tempat karantina dengan total 1.000 lebih ruang karantina. Fasilitas karantina itu terdapat di Payakumbuh, Padang Panjang, Agam, Bukittinggi, dan sejumlah fasilitas di Padang. Waktu ditutup, jumlah tambahan kasus harian Covid-19 di Sumbar memang relatif kecil, sementara jumlah pasien yang sembuh juga meningkat dari hari ke hari.
Selain itu, dua laboratorium yakni, Laboratorium Fakultas Kedokteran Unand dan Laboratorium Veteriner Baso Agam, telah yang mampu memeriksa sampel swab dengan cepat. Sehingga, setiap orang yang baru masuk Sumbar tidak perlu lagi dikarantina 14 hari menunggu hasil pemeriksaan swab. Cukup, paling lama tiga hari, hasil laboratorium sudah bisa diketahui. [mfz/pkt]