Bukittinggi, Padangkita.com - Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi mulai kewalahan menangani ledakan kasus Covid-19 yang terjadi dua pekan ini. Tercatat, ada 19 kasus baru sejak awal Agustus hingga kemarin. Menyikapi potensi kasus yang masih bisa terus bertambah, Pemko Bukittinggi meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat (Sumbar) untuk segera membuka kembali Balai Diklat di Baso, Agam.
Balai Diklat Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemendagri, di Baso ini, sebelumnya juga pernah menjadi pusat karantina waktu kasus Covid-19 mulai merebak di Sumbar.
“Kita minta kepada Gubernur, membuka kembali Balai Diklat di Baso, untuk dijadikan kembali sebagai lokasi karantina bagi warga positif Covid-19 yang tidak ada gejala atau OTG,” kata Wali Kota Bukitinggi Ramlan Nurmatias, saat rapat tim Gugus Tugas Covid-19 Bukittinggi di Aula Balaikota, Jumat (14/08/2020) sore.
Permintaan tersebut dilandasi semakin merebaknya kasus positif Covid-19 di Bukittinggi dan wilayah sekitarnya. Sejak dua minggu terakhir saja, terdata sebanyak 19 warga Bukittinggi yang dinyatakan positif Covid-19.
Untuk percepatan penanganannya, tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Bukittinggi, langsung melaksanakan rapat koordinasi. Rapat dipimpin langsung Wali Kota selaku Ketua Tim Gugus Tugas.
Selain itu, Ramlan juga meminta kepada pengurus masjid untuk patuh dan meningkatkan protokol Kesehatan Covid-19 termasuk pedagang dan pengunjung pasar yang ada di Kota Wisata tersebut.
"Pasa Ateh harus diperketat, pedagang dan pengunjung harus pakai masker. BKPSDM juga diminta untuk mengkaji ulang dalam hal merumahkan kembali ASN hamil dan ibu menyusui. Pihak Dinkes juga akan melakukan tes swab kepada pasien positif yang isolasi mandiri, dengan cara mendatangi alamat yang bersangkutan. Sehingga update dari kondisi yang bersangkutan dapat diketahui,” ujar Ramlan.
Selain itu, Ralman juga menegaskan untuk menunda sekolah secara tatap muka. “Kita harap pengertian dari warga, jika kita paksakan, kita khawatirkan ada klaster sekolah yang timbul nantinya,” ujar Ramlan.
Ramlan menjelaskan, kondisi penyebaran Covid-19 di Bukittinggi dalam sepekan terakhir cukup mengkhawatirkan.
“Ini sangat mengkhawatirkan, sejak Maret lalu hingga Juni, terdapat 17 warga Bukittinggi yang positif Covid-19. Sementara, dalam dua minggu di awal Agustus hingga Jumat kemarin sudah 15 yang dinyatakan positif terpapar covid-19,” ungkap Ramlan. [agg/pkt]