Padang, Padangkota.com - Pandemi Covid-19 telah membuat lesu ekonomi nasional. Banyak pos-pos pendapatan dan belanja negara yang mengalami refocusing untuk menanggulangi virus Corona.
Begitu juga dengan daerah, sumber utama pendapatan daerah banyak tak tercapai. Begitu juga pos pengeluaran, situasi extraordinary cepat tanggap Covid-19 tidak seluruhnya bisa direspons segera sebagian provinsi. Di tengah kondisi demikian Sumatra Barat (Sumbar) tetap mampu mengoptimalkan pendapatan dan penyerapan anggaran.
“Alhamdulillah Sumatra Barat tetap on track. Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Keuangan, tanggal 9 Agustus 2020, pukul 12.00 WIB, realisasi pendapatan APBD Sumatra Barat telah mencapai 60.85 persen, terbaik kedua nasional di bawah DKI Jakarta,” ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Senin (10/8/2020).
Dalam rilis yang sama, Sumbar juga menjadi terbaik ketiga dalam realisasi belanja di bawah DKI Jakarta dan Kalimantan Selatan dengan persentase 51.88. Kedua realisasi ini diatas rata-rata nasional dan provinsi.
Baca juga: Gaji ke-13 Cair Hari ini, Silakan Cek Rekening
Irwan menjelaskan, sesuai amanat Presiden Jokowi, gubernur diminta mempercepat penyerapan APBD untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang anjlok akibat Covid-19.
“Presiden berpesan penyerapan anggaran mesti segera dilakukan. Momentumnya kuartal ketiga, Juli, Agustus dan September. Kalau tak bisa mengejar di kuartal ketiga, jangan harap mampu di kuartal keempat,” tambah Irwan mengutip pesan presiden.
Baca juga: Pekerja Bergaji di Bawah Rp5 Juta Terima Bantuan Pemerintah Mulai September
Atas prestasi ini, gubernur menyampaikan apresiasi pada semua pihak yang terlibat.
“Semuanya berperan atas keberhasilan ini. Kendati Kita ditengah pandemi, produktivitas tetap tak luntur. Selamat kepada seluruh tim yang telah bekerja keras mewujudkan kondisi ini,” ucapnya.
Irwan mengingatkan agar jajaran Pemprov Sumbat tak cepat berpuas diri.
“Terus genjot pendapatan dan belanja daerah, sebab situasi perekonomian masih mengkhawatirkan. Di kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -4,3 persen. Agar segera positif, maka pertumbuhan ekonomi harus meningkat. Salah satu caranya dengan mempercepat belanja pemerintah.” [*/pkt]