Padangkita.com - Hingga saat ini masih banyak yang mempercayai dan meperdebatkan teori bahwa bumi itu datar.
Salah satu fakta terbaru adalah kisruh dugaan pelajaran "teori bumi bulat" di Semarang, Jawa Tengah.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memberikan penjelasan mengenai perdebatan soal teori Flat Earth (bumi datar).
Menurutnya, teori bumi datar adalah pendapat sekelompok orang yang tidak memiliki landasan ilmiah.
"Saya selalu jelaskan bahwa FE bukanlah teori, tetapi sekadar pendapat sekelompok orang yang tidak punya landasan ilmiah," kata Thomas seperti dikutip dari laman pribadinya, Jumat (29/7/2017).
Dia pun menengaskan jika da kelompok yang masih 'ngotot' menyatakan bahwa bumi itu datar tidak usah didebat, cukup didengarkan saja.
"Cukup dengarkan seperti kita mendengar dongeng khayalan sebelum bobo, semasa kecil dulu," ujarnya.
Dia pun memberikan penjelasan dengan ilmu kekinian. Dilaman pribadinya, Thomas menampilkan foto bumi mulai dari yang paling dekat hingga yang paling jauh.
"Cukup saya arahkan untuk download Google Earth, yang merupakan hasil pemotretan dengan satelit. Mulai temukan kota kita yang kita kenali setiap jalan dan bangunannya, lalu zoom out untuk melihat provinsi, pulau, negara, benua, sampai bumi yang bulat. Lalu kembali lagi zoom in mencari kota lain dan objek yang menjadi daya tarik kita. Foto bumi yang bulat adalah rekonstruksi dari kumpulan banyak citra satelit resolusi sangat tinggi," ucapnya.
"Kalau mau melihat bumi bulat secara utuh, lihatlah citra beberapa satelit cuaca yang memotret bumi dari ketinggian 36.000 km. Saat ini ada 5 satelit aktif yang memantau cuaca global: Himawari-8, Meteosat VISSR, Meteosat SEVIRI, GOES East, dan GOES West. Berikut ini foto bumi yang bulat dari satelit cuaca, dilihat dari berbagai arah garis peta dan grid ditambahkan untuk mengenali benua yang dipotret," demikian Thomas melengkapi penjelasannya.
Bagaimana? Masih penasaran tentang teori bumi datar?