Padangkita.com - Virus Corona atau Covid-19 masih merajalela di seluruh dunia, lebih dari 14 juta kasus telah dikonfirmasi dari berbagai belahan dunia hingga hari ini, Sabtu (18/7/2020) pukul 11.30 WIB.
Sejumlah negara memang telah berhasil mengendalikan Covid-19, dibuktikan dengan tidak adanya penambahan kasus baru, rendahnya angka kematian hingga nihilnya kasus Covid-19. Korea Selatan, Jepang dan Selandia Baru adalah contoh dari beberapa negara yang mulai melonggarkan bahkan mencabut status darurat corona.
Meski demikian, tidak sedikit juga negara yang masih berjuang di tengah pandemi. Banyak negara yang mencatatkan penambahan kasus harian hingga puluhan ribu atau penambahan korban meninggal yang juga tidak rendah.
Berdasarkan data dari Worldometers, total kasus Covid-19 di dunia mencapai 14.194.139 dengan 599.416 angka kematian. Sementara itu, pasien yang dinyatakan sembuh tercatat sebanyak 8.470.275.
Kasus ini tersebar di 213 negara dan daerah teritorial termasuk kapal pesiar yang jadi klaster besar penyebaran Covid-19. Amerika Serikat (AS), Brasil, dan India menjadi 3 negara dengan kasus positif terbanyak di seluruh dunia.
Covid-19 AS
AS masih berada di urutan pertama kasus Covid-19 terbanyak. Negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu mencatat sebanyak 3.770.012 kasus positif Covid-19. 1.741.233 orang diantaranya telah sembuh dan 142.064 orang dinyatakan meninggal.
Negara ini mencatat rekor kasus harian Covid-19 tertinggi pada Kamis (16/7/2020) lalu yaitu sebanyak 71.135 pasien positif.
Baca juga: Imbas Corona, BBC dan The Guardian PHK Ratusan Karyawan
Dilansir dari CNN, kasus Covid-19 di AS tersebar di seluruh 50 negara bagian, Distrik Columbia dan wilayah AS lainnya, serta kasus yang direpatriasi. Sejauh ini kasus, kematian dan pasien sembuh tertinggi berasal dari New York.
Para ahli mengatakan total kasus tidak bisa memberikan keseluruhan gambaran mengenai pandemi, karena belum termasuk infeksi ringan tanpa gejala atau kasus yang belum didiagnosis.
Penasihat tim penanganan virus corona AS Anthony Fauci menyebut pemerintah belum bisa mengendalikan penularan Covid-19 AS.
Pakar penyakit menular itu memperingatkan, kasus baru bisa bertambah dua kali lipat menjadi 100 ribu per hari jika pihak berwenang gagal mengambil langkah yang tepat dan cepat untuk mengendalikan penularan Covid-19.
Covid-19 Brasil
Di bawah AS, Brasil menjadi negara kedua dengan kasus Covid-19 terbanyak yaitu 2.048.697 orang. Negara itu mencatat sebanyak 77.932 kasus kematian akibat Covid-19. Sementara itu, 1.366.775 orang dinyatakan sembuh.
Baca juga: Batal Haji, Dokter di Tajikistan Sumbangkan Uangnya untuk RS Covid-19
Hitungan Reuters, yang didasarkan pada laporan pemerintah, penyebaran Covid-19 di Brasil adalah yang tercepat yang terjadi di Amerika Latin.
Kementerian Kesehatan Brazil melaporkan penambahan sebanyak 34.177 kasus dan 1.163 kematian akibat virus corona pada Jumat (17/7/2020).
Presiden Brazil Jair Bolsonaro pun menyatakan dirinya ikut terinfeksi Covid-19 pada Selasa (7/7/2020) lalu.
"Saya baik-baik saja. Bahkan, saya ingin berjalan di sekitar sini tetapi tidak bisa karena rekomendasi medis," kata Bolsonaro dilansir dari Euronews.
Ia menyebut telah melakukan rontgen paru-paru pada Senin setelah mengalami gejala seperti demam dan nyeri otot.
Covid-19 India
Titik episentrum ketiga kasus Covid-19 adalah India dan menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di Asia.
Baca juga: 1.302 Dokter di India Terinfeksi dan 99 Meninggal Akibat Covid-19
Berdasarkan Worldometers, negara mayoritas Hindu itu memiliki kasus positif Covid-19 sebanyak 1.040.746 orang. 654.130 diantaranya dinyatakan sembuh dan 26.291 orang meninggal. Sementara sisanya masih dalam perawatan medis.
Asosiasi Medis India melaporkan sebanyak 1.302 dokter di India positif terinfeksi virus Corona atau Covid-19, 99 orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Organisasi sukarela untuk para dokter di India tersebut mengatakan, tingkat kematian di antara dokter lebih tinggi dari rata-rata kematian nasional, yaitu sebesar 7,6 persen, sementara nasional mencatata sekitar 2,5 persen.
Hal tersebut kemudian memicu permintaan untuk mempersingkat jam kerja bagi petugas kesehatan menyusul kekhawatiran keamanan.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan terlalu banyak negara yang menempuh arah yang salah dalam menangani kasus Covid-19.
Baca juga: WHO Sebut Banyak Negara Salah Arah Tangani Covid-19
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Menurutnya, pandemi Covid-19 akan menjadi semakin buruk jika pemerintah di negara-negara yang terserang gagal bertindak lebih tegas.
Ia menyebut, jumlah kasus meningkat di tempat yang tidak mengikuti langkah-langkah yang sudah terbukti ampuh. [*/try]