Dushanbe, Padangkita.com - Seorang dokter di Tajikistan Selatan, Shirin Nazirmadova, mengatakan dirinya menyumbangkan uang biaya haji miliknya ke rumah sakit lokal di distrik Farkhor, karena batal berangkat tahun ini.
Dilansir dari RFE / RL, Nazirmadova telah menabung selama bertahun-tahun untuk menunaikan ibadah wajib yang dilakukan setidaknya sekali dalam seumur hidup oleh umat Muslim yang hidupnya dirasa mampu.
Tapi seperti jutaan orang lainnya, impian Nazirmadova yang sudah diidam-idamkan seumur hidup pupus ketika Arab Saudi mengumumkan pembatasan haji 2020 guna membatasi penyebaran Covid-19.
Pihak berwenang Saudi mengatakan bahwa “sekitar 1.000 orang, itupun hanya penduduk Arab Saudi yang akan diizinkan untuk melakukan menunaikan ibadah haji tahun ini, yang dimulai pada malam 28 Juli dan berakhir pada 2 Agustus."
Pihak berwenang juga menginformasikan bahwa peserta harus berusia 65 tahun ke bawah, sudah mengikuti tes Virus Corona Covid-19 sebelum memasuki situs ziarah di kota-kota suci Muslim di Makkah dan Madinah.
Dokter berusia 60 tahun itu mengatakan dirinya tidak akan menunggu satu tahun lagi untuk berkesempatan mengunjungi tanah suci.
Ia hanya ingin menyumbangkan uangnya untuk membeli persediaan yang sangat dibutuhkan RS untuk memerangi Covid-19.
Baca juga: Melbourne Kembali Lockdown, Pemko Hasilkan Rp9 Miliar dari Uang Denda dalam Sepekan
Rumah sakit pedesaan tersebut menggunakan uang sumbangannya itu untuk membeli alat pelindung diri (APD) bagi para staf rumah sakit, serta obat-obatan dan antiseptik.
Pasokan APD diketahui memang terbatas di banyak rumah sakit di Tajikistan, dikarenakan kekurangan dana di seluruh negara Asia Tengah yang miskin dengan populasi 9,5 juta orang.
Sebagai dokter yang profesional, alih-alih mengunjungi Ka'bah di Makkah dan melontar jumrah di Mina, Nazirmadova akan bekerja di rumah sakit Farkhor untuk merawat orang dengan Covid-19 dan pasien lainnya. [*/try]