Enam Kabupaten/Kota di Sumbar Boleh Terapkan Pembelajaran Tatap Muka, Dua Daerah Pilih Menunda

Berita Sumatra Barat, PSBB di Sumbar diperpanjang, Virus Corona, Corona Sumbar, Covid-19 Sumbar, Padangkita.com, Pembatasan Sosial Berskala Besar

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno [Foto: Ist]

Padang, Padangkita.com – Enam kabupaten/kota di Sumatra Barat (Sumbar) telah bisa memulai proses belajar mengajar secara tatap muka. Daerah itu adalah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Kota Pariaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto dan Pasaman Barat (Pasbar).

“Ada rencana memulai kembali kegiatan belajar mengajar (tatap muka) pada 13 Juli mendatang, bertepatan dengan tahun ajaran baru 2020/2021. Dibuka di kabupaten dan kota yang masuk dalam kategori hijau,” kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, Senin (6/7/2020).

Zona hijau yang dimaksud di sini adalah daerah yang tidak ada kasus positif Covid-19, atau tingkat kesembuhan sudah mencapa100 persen, tidak ada satu pun positif dalam sebulan terakhir dan tidak ada kematian dalam kurun waktu sebulan terakhir.

Meskipun enam kabupaten/kota telah boleh membuka sekolah, tetapi keputusannya tetap tergantung otoritas tiap-tiap kabupaten/kota. Oleh sebab itu, Irwan juga tak mempersoalkan dua dari enam daerah itu kemudian memutuskan menunda untuk membuka sekolah.

Baca juga: SBMPTN Diprediksi Bisa Menjadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19 di Padang

Dua daerah yang memutuskan untuk menunda itu adalah Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh.

“Kita persilakan bupati atau wali kota menunda atau menerapkan belajar mengajar tatap muka,” ulas Irwan.

Pada masa “new normal”, daerah atau sekolah bisa menyelenggarakan pendidikan dengan empat pendekatan: secara tatap muka, secara daring (online), secara luring (offline), dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Bagi daerah zona hijau bisa menerapkan pembelajaran tatap muka, atau kombinasi dengan daring. Sementara di 13 kabupaten kota yang masuk zona kuning, bisa menerapkan pembelajaran secara online. Sementara itu, bagi sejumlah kawasan yang termasuk “blank spot” atau tidak ada jaringan internet, maka bisa menerapkan PJJ atau luring.

"(Jika) tidak ada sinyal, gak ada listrik jadi mereka semua datang ke sekolah. Kemudian, kita kasih dokumen untuk mereka bawa, kerjakan di rumah, kemudian diberikan lagi ke sekolah," ujar Irwan Prayitno. [and/pkt]


Baca berita Sumatra Barat terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Sumbar Terpilih sebagai Penerima Program Sekolah Rakyat, Dimulai di Kabupaten Solok
Sumbar Terpilih sebagai Penerima Program Sekolah Rakyat, Dimulai di Kabupaten Solok
Profil Prof. Silfia Hanani, Akademisi Visioner dari UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Profil Prof. Silfia Hanani, Akademisi Visioner dari UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Gandeng PT USSI, Bank Nagari makin Serius Kembangkan Ekosistem Syariah Dunia Pendidikan
Gandeng PT USSI, Bank Nagari makin Serius Kembangkan Ekosistem Syariah Dunia Pendidikan
Pengurus MKKS SMP Sumbar 2025-2027 Dilantik, Dipimpin Kepala SMPN 1 Banuhampu
Pengurus MKKS SMP Sumbar 2025-2027 Dilantik, Dipimpin Kepala SMPN 1 Banuhampu
Program Makan Bergizi Gratis Resmi Dimulai di Sumbar, Pelajar Pariaman Antusias ke Sekolah
Program Makan Bergizi Gratis Resmi Dimulai di Sumbar, Pelajar Pariaman Antusias ke Sekolah
Andre Rosiade Ingatkan Pentingnya Sekolah Anak saat Bantu Keluarga Penjaga Kolam Ikan di Padang
Andre Rosiade Ingatkan Pentingnya Sekolah Anak saat Bantu Keluarga Penjaga Kolam Ikan di Padang