Jakarta, Padangkita.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2020 mengalami surplus sebesar USD 2,1 miliar. Meski demikian, kabar tersebut menjadi kurang menggembirakan karena ekspor dan impor keduanya mengalami penurunan.
"Terciptanya surplus ini kurang menggembirakan karena ekspor tumbuh negatif, begitu juga impor turun curam," ungkap Kepala BPS Suhariyanto, Senin (15/6/2020).
Suhariyanto menjelaskan ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan negatif baik untuk industri pengolahan, pertanian dan pertambangan.
Di samping itu, kata Suhariyanto, impor juga turun curam baik karena barang konsumsi dan bahan baku dan barang modal.
Lebih rinci, kata Suhariyanto, sepanjang Mei 2020, neraca dagang tersebut disumbang oleh ekspor sebesar USD 10,53 miliar dan impor sebesar USD 8,44 miliar. Ekspor pada Mei 2020 mengalami penurunan sebesar 11,40 persen.
"Kalau dibandingkan pada posisi April 2020 maka nilai total ekspor pada mei 2020 mengalami penurunan 11,40 persen dan bisa dilihat bahwa selama April ke Mei ekspor migas mengalami kenaikan tetapi sebaliknya ekspor non migasnya turun," jelasnya.
Sementara itu, nilai impor pada Mei 2020 mencapai USD 8,44 miliar turun sebesar 32,65 persen dibanding April 2020. Penurunan ini disebabkan penurunan impor migas sebesar 23,04 persen.
Baca juga: UMKM Dapat Bantuan Pengembangan Senilai Rp24 M Lewat Program BIP
"Non migasnya mengalami penurunan yang cukup dalam 33,36 persen. Total nilai impor pada Mei 2020 kalau dibandingkan pada Mei 2019 menunjukkan pada bulan Mei 2020 ini menurun tajam sekali yaitu 42,20 persen," ujarnya.
"Dengan catatan impor migasnya hampir 70 persen sementara impor migasnya mengalami penurnan 37, 34 persen," tandasnya. [*/try]