Padangkita.com, Pandemi virus Corona atau Covid-19 telah menjarah dunia sejak Desember 2019 lalu. Berdasarkan data worldometers, hingga hari Jumat (4/6/2020) Covid-19 telah menginfeksi sebanyak 6.717.327 orang di dunia.
Kasus tersebut telah tersebar di 213 negara dan wilayah di seluruh belahan dunia, dengan 393,449 kematian.
Namun, pandemi Covid-19 bukanlah yang pertama di dunia. Sejumlah wabah yang telah menjangkiti hingga menewaskan ribuan populasi pernah terjadi sebelumnya, bahkan sejak zaman prasejarah.
Dilansir dari Suara.com, mitra Padangkita.com, berdasarkan situs Livesience, berikut adalah 20 epidemi dan pandemi terburuk yang berasal dari zaman prasejarah hingga zaman modern, bagian pertama.
1. Epidemi prasejarah: Sekitar 3000 SM.
Sebuah situs arkeologi bernama "Hamin Mangha" di China yang ada sejak sekitar 5.000 tahun yang lalu, membuktikan epidemi telah melenyapkan desa prasejarah di negara itu.
Mayat yang terinfeksi saat itu dimasukkan ke dalam situs tersebut lalu dibakar. Berdasarkan kerangka yang ditemukan, korban dari epidemi tersebut berasal dari semua umur, terdiri dari remaja, dewasa muda, dan orang paruh baya.
Studi arkeologis dan antropologis menunjukkan bahwa saat itu epidemi terjadi cukup cepat sehingga tidak ada waktu untuk pemakaman yang tepat dan situs tidak dihuni lagi.
Baca juga: Tak Hanya Manusia, Monyet di India juga Terapkan Social Distancing
Sebelum ditemukannya Hamin Mangha, pemakaman massal prasejarah lain yang bertanggal sekitar periode waktu yang sama juga ditemukan di sebuah situs bernama Miaozigou, di timur laut Cina. Penemuan-penemuan ini menunjukkan bahwa suatu epidemi telah menghancurkan seluruh wilayah.
2. Wabah Athena: 430 SM
Sekitar tahun 430 SM, tidak lama setelah perang antara Athena dan Sparta dimulai, epidemi telah menghancurkan rakyat Athena dan berlangsung selama lima tahun. Beberapa perkiraan menyebutkan korban tewas mencapai 100.000 orang.
Diceritakan sejarawan Yunani Thucydides (460-400 SM) dalam tulisannya, saat itu, orang-orang yang sehat tiba-tiba diserang dengan panas yang menyengat di kepala. Mereka juga mengalami radang dan kemerahan pada mata serta pendarahan di tenggorokan. Pernapasan mereka pun menjadi tidak wajar.
Para ilmuwan masih memperdepatkan tentang apa sebenarnya epidemi tersebut. Sejumlah penyakit telah diajukan sebagai kemungkinan, termasuk demam tifoid dan Ebola. Sejumlah ahli percaya perang yang terjadi saat itu ikut memperburuk epidemi.
3. Wabah Antonine: 165-180 M
Dosen senior dalam Sejarah Romawi di Manchester Metropolitan University, April Pudsey menuliskan, sebuah wabah yang dinamakan Wabah Antonine, menimpa para tentara di kekaisaran Romawi. Wabah tersebut berbentuk cacar yang diyakini telah menewaskan lebih dari 5 juta orang.
Banyak sejarawan percaya, epidemi tersebut pertama kali dibawa ke Kekaisaran Romawi oleh tentara yang kembali ke rumah setelah perang melawan Parthia.
4. Wabah Cyprian: 250-271
Nama wabah ini berasal dari St. Cyprianus, seorang uskup Carthage (sebuah kota di Tunisia) yang menggambarkan epidemi itu sebagai tanda dari akhir dunia. Wabah Cyprian diperkirakan telah menewaskan 5.000 orang per hari di Roma saja.
Pada tahun 2014, para arkeolog di Luxor menemukan seperti situs pemakaman massal korban wabah. Tubuh mereka ditutupi dengan lapisan kapur yang tebal. Para arkeolog menemukan tiga kiln yang digunakan untuk membuat kapur dan sisa-sisa korban wabah terbakar di api unggun raksasa. Para ahli tidak yakin penyakit apa yang menyebabkan epidemi.
5. Wabah Justinian: 541-542
Wabah ini dinamai sesuai dengan kaisar yang memerintah saat itu, yaitu Kaisar Bizantium Justinian yang memerintah pada 527-565 M.
Kekaisaran Bizantium dirusak oleh wabah bubonik yang menandai awal kemundurannya. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa hingga 10 persen dari populasi dunia meninggal kala itu.
Di bawah pemerintahannya, Kekaisaran Bizantium mencapai tingkat terbesarnya, mengendalikan wilayah yang membentang dari Timur Tengah ke Eropa Barat.
Justinianus membangun katedral besar yang dikenal sebagai Hagia Sophia (Kebijaksanaan Suci) di Konstantinopel (Istanbul modern), ibukota kekaisaran. Justinianus juga sempat sakit karena wabah dan akhirnya sembuh. Namun, kerajaannya secara bertahap kehilangan wilayah pada saat wabah melanda. [*/try]