Bukittinggi, Padangkita.com - Dua unit bus pariwisata yang berpenumpang 94 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia, terpaksa diberhentikan di pintu masuk Kota Bukittinggi.
Kedua bus yang lolos dari pengawasan pintu masuk perbatasan Sumatra Barat (Sumbar) itu, disetop di kawasan Garegeh, Kamis (23/4/2020) pagi sekitar pukul 10.00. Dua bus itu masuk dari daerah Dumai, Riau. Kemungkinan, para TKI ini menggunakan jalur laut menyeberang dari Malaysia,
Informasi dari salah seorang sopir, bus-bus itu dicarter dari Dumai untuk mengantarkan para TKI tersebut hingga Terminal Aur Kuning, Bukittinggi. Dari terminal, para penumpang akan menyebar ke kampung asal masing- masing di Sumbar.
Mendapat informasi itu, wali kota bersama unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Bukittinggi langsung menuju batas kota, Garegeh. Di lokasi, Wako bersama anggota forkopimda memberikan arahan, agar kedua bus masuk ke lokasi karantina di Balai Diklat Kemendagri wilayah I Sumbar, Baso, Agam.
Kapolres Bukuttinggi, AKBP Iman Pribadi Santoso menjelaskan, dua bus berasal dari Dumai, membawa penumpang yang mengaku TKI dari Malaysia. Berangkat dari Dumai kemarin sore dan pagi ini masuk Bukittinggi.
Baca juga: Ini Panduan PSBB di Sumatra Barat
"Sampai pintu masuk Bukittinggi, bus kita cegat dan kita interogasi dulu. Kita kaget kenapa di perbatasan provinsi bisa lewat. Untuk itu, kita kawal bus menuju lokasi karantina di Baso," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengaku kecewa dengan pengamanan di perbatasan daerah sebelumnya.
"Kenapa bisa lolos seperti ini. Kita sedang terapkan PSBB, apalagi penumpang berasal dari daerah pandemi. Bahkan, informasinya bus akan berhenti di terminal Aur,” sesal Wako.
Keputusannya, lanjut Wako, kedua bus, yang satu berisi 46 penumpang dan satu lagi 48 penumpang, dimasukkan ke lokasi karantina di Diklat Baso.
“Kalau kita biarkan seperti ini, bisa berisiko tinggi," tegas Wako. [agg]