Petani di Nagari Desa Baru di Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) harus rela mengalami gagal panen akibat banjir yang merendam sawah mereka
Simpang Ampek, Padangkita.com - Banjir yang melanda Nagari Desa Baru di Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat, beberapa waktu lalu menyebabkan petani padi gagal panen. Dampaknya, petani terpaksa harus membeli beras ke pihak luar.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman Barat (Pasbar) melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Pasaman Barat Sukarli mengatakan lahan sawah yang terdampak oleh banjir mencapai 170 hektar, 70 hektar gagal panen, dan selebihnya terancam terancam puso.
"Di Nagari Desa Baru sendiri terancam gagal panen karena dalam satu bulan tiga kali dilanda banjir. Dari 170 hektare tersebut seluas 70 hektare terancam Puso. Sedangkan di Taming Tengah yang terdampak banjir seluas 40 Ha milik 4 kelompok tani juga mengalami hal yang sama," kata Sukarli kepada Padangkita.com, Rabu (11/3/2020).
Menyikapi hal tersebut pihaknya menyurati Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) terkait kondisi masyarakat yang membutuhkan bantuan pangan akibat gagal panen itu.
"Kita berterima kasih kepada Pemprov yang telah mengabulkan permohonan dengan memberikan bantuan beras sebanyak 3,8 ton untuk warga yang lahannya terdampak banjir," katanya.
Baca juga: 43 KPM PKH di Pasaman Barat Mengundurkan Diri
Sementara itu, Bupati Pasbar H. Yulianto saat menyerahkan bantuan 3,8 Ton beras kepada warga di Nagari Desa Baru pada Selasa (10/3/2020) kemarin menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah turut prihatin dengan kondisi masyarakat, termasuk musibah banjir yang melanda beberapa waktu lalu.
Untuk itu, Pemkab mencoba mencarikan bantuan yang bisa sedikit meringankan beban masyarakat.
"Untuk kondisi saat ini baru bantuan beras yang kami berikan. Nanti jika ada bantuan lainnya seperti sembako akan kembali kami salurkan kepada masyarakat," katanya.
Dirinya meminta maaf jika bantuan yang diberikan ini datangnya terlambat. Karena memang proses distribusinya perlu memakan waktu beberapa hari untuk bisa sampai ke Pasbar.
Kejadian kali ini menurut Wali Nagari Desa Baru, Tri Widodo Sutrisno sangat memprihatinkan, dimana menurutnya masyarakat mengalami gagal panen bukan hanya sekali tanam tetapi bahkan sampai tiga kali tanam.
"Kondisi masyarakat setelah gagal panen memang cukup memprihatinkan. Sebab, tiga kali tanam semuanya gagal," keluhnya. [rom]