Pisang jadi Andalan Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi: Pertanian

Budidaya Pisang. (Foto: Indonesia.go.id)

Jakarta, Padangkita.com - Sebagai negara agraris, peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional memang semakin penting dan strategis. Kontribusinya dalam PDB Indonesia berada pada posisi ketiga setelah sektor industri dan perdagangan.

Untuk itu peningkatan produksi hasil pertanian harus digenjot, apalagi dalam menghadapi dampak wabah virus corona yang terjadi belakangan.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus menyebutkan bahwa virus corona berdampak terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Hal ini dikarenakan China merupakan pangsa pasar ekspor nonmigas terbesar Indonesia.

Mengantisipasi hal tersebut, pemerintah pun menyiapkan strategi, salah satunya mendorong ekspor produk-produk potensial berdaya saing tinggi di pasar global.

Termasuk melakukan diversifikasi pasar ekspor ke luar negara tujuan utama, misal Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Selain itu, pemerintah juga mengupayakan optimalisasi produksi dalam negeri untuk kebutuhan pasar lokal.

“Tidak hanya menggenjot produk-produk hasil industri, saat ini pemerintah juga mendorong peningkatan kinerja ekspor produk-produk yang berasal dari sektor lain, seperti sektor pertanian,” kata Bobby dikutip dari https://ekon.go.id/.

Berdasarkan Berita Resmi Statistik BPS, selama Januari-Desember 2019 ekspor produk pertanian sebesar US$ 3,61 miliar atau meningkat 5,31% dibandingkan periode sama di 2018 yang sebesar US$3,43 miliar.

Menurut Bobby peningkatan ekspor buah-buahan menjadi faktor utama meningkatnya kinerja ekspor sektor pertanian.

“Meningkatnya kinerja ekspor sektor pertanian, salah satunya didorong oleh peningkatan ekspor subsektor hortikultura, khususnya buah-buahan tahunan,” ujar Bobby.

Pisang menjadi salah satu komoditas buah-buahan yang dapat diandalkan. Pisang memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi pasar yang masih terbuka luas.

Menurut data dari Trade Map International Trade Statistics (ITC) bahwa sepanjang 2018, Indonesia telah mengekspor pisang sebanyak 30.373 ton atau senilai US$14.610 ke seluruh dunia.

Ekspor pisang terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu sebesar 17.793 ton atau senilai US$8.623, diikuti Malaysia sebesar 4.132 ton atau senilai US$1.114, dan Uni Emirat Arab (UAE) sebesar 2.563 ton atau senilai US$1.435.

Untuk mempercepat program peningkatan ekspor produk pertanian, Kemenko Perekonomian mendorong “Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor”.

Ini dijadikan sebagai salah satu Program Prioritas (Quick Wins) melalui kerjasama kemitraan pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan petani.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kontinuitas komoditas pisang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pisang lokal, seperti hotel, restoran, dan katering. (*/PKT-29).


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com

Baca Juga

Punya Aset hampir Rp1.000 Triliun, BPD Siap Biayai Proyek Strategis Nasional di Daerah
Punya Aset hampir Rp1.000 Triliun, BPD Siap Biayai Proyek Strategis Nasional di Daerah
Mahyeldi Berkomitmen Upayakan Harga Gambir yang Stabil untuk Kesejahteraan Petani
Mahyeldi Berkomitmen Upayakan Harga Gambir yang Stabil untuk Kesejahteraan Petani
Pembinaan Petani Milenial, Prioritas Mahyeldi-Vasko untuk Memajukan Pertanian Sumbar
Pembinaan Petani Milenial, Prioritas Mahyeldi-Vasko untuk Memajukan Pertanian Sumbar
Poktan Nagari Lakitan Tengah Dukung Mahyeldi-Vasko: Punya Program Jelas Majukan Pertanian
Poktan Nagari Lakitan Tengah Dukung Mahyeldi-Vasko: Punya Program Jelas Majukan Pertanian
Petani Nagari Sariak Berharap Perbaikan Infrastruktur dan Harga Komoditas Pertanian yang Stabil
Petani Nagari Sariak Berharap Perbaikan Infrastruktur dan Harga Komoditas Pertanian yang Stabil
Potensi Sentra Jeruk dan Manggis, Ini Harapan Warga Gunung Omeh pada Mahyeldi-Vasko
Potensi Sentra Jeruk dan Manggis, Ini Harapan Warga Gunung Omeh pada Mahyeldi-Vasko