Terjepit di Solok, Harimau Dahan Menemui Ajal di Padang

Terjepit di Solok, Harimau Dahan Menemui Ajal di Padang

Harimau dahan yang mati, setelah sebelumnya terjepit di Payung Sekaki, Solok. (Foto: Aidil Sikumbang).

Lampiran Gambar

Harimau dahan yang mati, setelah sebelumnya terjepit di Payung Sekaki, Solok. (Foto: Aidil Sikumbang).

Padangkita.com - Harimau dahan (Neofelis nebulosa) yang dievakuasi tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) dari Solok, tidak bisa diselamatkan. Harimau dahan tersebut menemui ajal, Rabu (3/5) pagi.

“Kondisi dehidrasi sudah tinggi, karena tidak makan dan minum selama terjepit. Periksa ke klinik hewan di Padang, usahakan pasang inpus, namun akhirnya mati,” ujar Wakil Komandan Satuan Tugas BKSDA Sumbar Zulmi Gusrul.

Sebelumnya, cerita Zulmi, binatang dengan sebutan lain, harimau akar (Clouded leopard) tersebut, ditemukan warga Payung Sekaki, terjepit di bebatuan kemarin. Lalu, sambungnya, harimau tersebut dibawa ke Polsek Payung Sekaki.

“Masyarakat berhasil melepaskan dari batu yang menjepit. Diantarkan ke Polsek, dimana dibawa dengan karung. Sampai di Polsek, dimasukkan ke kerangkeng. Diberi makan ayam. Tapi ketika kita datang, ayam tersebut tidak di makan,” jelasnya.

Zulmi mencurigai, harimau tersebut dalam kondisi lemas tingkat tinggi karena dehidrasi. Sehingga harimau tersebut tidak berselera lagi untuk makan.

Menurutnya, tim BKSDA sudah berusaha menyelamatkan, namun upaya demikian tidak berhasil. Musabab, di lokasi tidak ada klinik hewan apalagi dokter hewan.

Dia mengaku, menerima laporan kemarin. Lalu, langsung merespon, dengan pergi ke Payung Sekaki.

Akan tetapi, karena kondisi jauh, harimau tersebut baru bisa sampai di Padang semalam. “Sampai malam, tidak ada klinik hewan buka, maka pagi tadi baru bisa diperiksa,” ujarnya.

Kematian harimau dahan ini semakin menyuramkan kondisi hewan langka ini. Zulmi mengatakan, populasinya memang tidak bisa diperkirakan karena belum ada penelitian.

Namun, sebutnya, ini karena satwa langka maka masuk kategori dilindungi.

“Populasinya bisa ditemukan di semua Sumatra. Untuk Sumbar paling sering ditemukan di Solok dan Pesisir Selatan,” bilangnya. (Aidil Sikumbang)

Tag:

Baca Juga

Rosad Setiawan Yakin Semen Padang FC Bangkit saat Hadapi PSBS Biak
Rosad Setiawan Yakin Semen Padang FC Bangkit saat Hadapi PSBS Biak
Pentahelix Roadmap Ekonomi Kreatif Kota Padang Dikuatkan
Pentahelix Roadmap Ekonomi Kreatif Kota Padang Dikuatkan
Ada Grup WA ASN Dukung Paslon, Pj Wako Roberia Perintahkan Tim Netralitas Bertindak
Ada Grup WA ASN Dukung Paslon, Pj Wako Roberia Perintahkan Tim Netralitas Bertindak
Senam Bersama di Marunggi, Mahyeldi Tegaskan Desa dan Nagari Basis Pembangunan Daerah
Senam Bersama di Marunggi, Mahyeldi Tegaskan Desa dan Nagari Basis Pembangunan Daerah
Berkunjung ke Kinali Pasaman Barat, Vasko Ruseimy Disambut Hangat Masyarakat
Berkunjung ke Kinali Pasaman Barat, Vasko Ruseimy Disambut Hangat Masyarakat
Berikan Kuliah Umum di Unsri, Plt Gubernur Sumbar Bahas Entrepreneur, Digital dan Pertanian
Berikan Kuliah Umum di Unsri, Plt Gubernur Sumbar Bahas Entrepreneur, Digital dan Pertanian