Padang, Padangkita.com - Sabo Dam yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di aliran Sungai Batang Malalo terbukti memberikan manfaat nyata dalam mengurangi dampak banjir bandang atau galodo yang melanda Nagari Guguak Malalo, Kabupaten Tanah Datar.
Disebutkan, meski mengalami kerusakan akibat besarnya material yang terbawa arus, Sabo Dam mampu menahan sedimen berupa pasir dan batu sehingga mengurangi risiko kerusakan yang lebih luas pada permukiman warga.
Bencana banjir bandang yang terjadi kali ini bahkan disebut lebih besar dibandingkan kejadian serupa pada tahun 2012. Namun demikian, keberadaan Sabo Dam membantu menahan sebagian besar material dari hulu sungai, sehingga banyak rumah warga dapat terselamatkan.
Menteri PU Dody Hanggodo, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (20/12/2025), mengatakan bahwa kesiapsiagaan infrastruktur dan sumber daya Kementerian PU menjadi bagian penting dalam mendukung penanganan bencana di berbagai daerah.
Pemanfaatan Sabo Dam menjadi bagian dari strategi Kementerian PU dalam memperkuat ketahanan air dan pangan, khususnya di daerah rawan bencana. Konstruksi sabo dam didesain dapat mengalirkan air ke lahan-lahan pertanian di wilayah hilir secara lebih teratur dan efisien.
Sekretaris Nagari Guguak Malalo Rizal Ramli menyampaikan bahwa Sabo Dam memiliki peran sangat penting bagi keselamatan warga.
“Menurut kami Sabo Dam ini sangat penting karena beberapa kali runtuhan dari arah aliran sungai, Alhamdulillah karena ada Sabo Dam ini material banyak tertahan di atas, sehingga banyak rumah yang terselamatkan,” kata Rizal.
Menurut Rizal, keberadaan Sabo Dam juga memberikan waktu dan kesempatan bagi warga untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Bencana ini terasa lebih besar dari bencana tahun 2012, tapi karena adanya Sabo Dam jadi terasa manfaatnya bagi kami. Dengan adanya Sabo Dam ini kami bisa memantau keadaan air dan mengimbau warga untuk mengungsi,” tambahnya.
Rizal menyampaikan harapan masyarakat agar pemerintah terus melakukan penanganan lanjutan. Normalisasi Sungai Batang Malalo yang sudah dikerjakan Kementerian PU terus dipercepat karena kalau tidak segera diatasi masyarakat khawatir akan datangnya banjir bandang susulan.
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V terus melakukan upaya penanganan darurat dan pemulihan dengan berkolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten Tanah Datar.
“Salah satu fokus utama adalah normalisasi Sungai Batang Malalo sekitar 1,5 Km guna mengembalikan kapasitas alur sungai dan mengurangi potensi banjir susulan,”ujar Kepala BWS Sumatera V Naryo Widodo.
“Sabo Dam memiliki fungsi strategis dalam menahan sedimen dan mengurangi energi banjir bandang. Meski terdampak dan mengalami kerusakan, keberadaannya telah membantu mengurangi risiko yang lebih besar,” kata Naryo.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Kabupaten Tanah Datar John Kenedy menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan Kementerian PU. John berharap segera ada upaya perbaikan kondisi Sabo Dam yang mengalami kerusakan.
“Kondisi sekarang Sabo Dam ada kerusakan dengan ketinggian sedimentasi lebih dari 20 meter. Tanggulnya rusak sepanjang kurang lebih 350 meter,” jelasnya.
Sabo Dam merupakan salah satu bangunan yang dimanfaatkan untuk menampung aliran sedimen atau debris. Bendungan biasa menahan air, sedangkan Sabo Dam menahan pasir dan batu, sementara airnya tetap bisa mengalir.
Konstruksinya juga dibuat bertingkat, dengan ukuran terbesar di bagian atas untuk menahan batu-batu besar, dan yang lebih kecil di bawah untuk menahan pasir.
Selain fungsi pengendalian sedimen, Sabo Dam juga memiliki manfaat lain bagi masyarakat, antara lain sebagai pendukung sistem irigasi pertanian. Dampak bencana juga menyebabkan terputusnya jaringan irigasi di enam daerah irigasi dengan total luas layanan sekitar 100 hektare.
Baca juga: Gunung Marapi Butuh 56 Sabo Dam, Jokowi Perintahkan Pembangunan Dimulai Tahun Ini
Melalui sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, Kementerian PU berharap penanganan Sungai Batang Malalo dapat segera tuntas sehingga risiko bencana dapat ditekan dan aktivitas sosial serta ekonomi warga dapat kembali berjalan dengan aman dan berkelanjutan. [*/pkt]











