Jakarta, Padangkita.com – Industri bahan bangunan Indonesia bersiap menyambut era baru konstruksi yang lebih cepat, hemat, dan ramah lingkungan. Inovasi bata interlock presisi (BIP) besutan PT Semen Padang, yang dikenal dengan nama SEPABLOCK, kini berada di tahap akhir untuk mendapatkan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Langkah monumental ini ditandai dengan kunjungan kerja tim Direktorat Jenderal Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non-Logam Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ke pabrik PT Semen Padang pada 7-8 Oktober 2025 lalu. Kunjungan ini bertujuan memfinalisasi rancangan SNI yang akan menjadi payung hukum dan standar mutu bagi produk bata interlock di seluruh negeri.
Direktur Operasi PT Semen Padang, Andria Delfa, menyatakan kesiapan perusahaannya untuk menjadi pionir dalam standardisasi produk bangunan hijau.
“Sebagai perusahaan semen pertama di Asia Tenggara, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk terus berinovasi. Pengesahan SNI untuk SEPABLOCK bukan hanya tentang produk kami, tetapi ini akan menjadi tonggak sejarah bagi arah baru industri bahan bangunan Indonesia yang berkelanjutan,” ujar Andria di Padang.
SEPABLOCK bukanlah sekadar bata biasa. Produk ini merupakan hasil riset intensif sejak 2019 yang dikembangkan oleh Bisnis Inkubasi Non Semen (BINS) PT Semen Padang bersama para akademisi. Dengan sistem pengunci (interlock) yang presisi, pemasangannya tidak lagi memerlukan adukan semen tebal di setiap lapisan.
Tenaga Ahli SEPABLOCK, Prof. Jafril Tanjung, menjelaskan keunggulan signifikan inovasi ini. "Penggunaannya bisa memangkas biaya konstruksi hingga 10 persen. Proses pembangunan dinding menjadi jauh lebih cepat, sekitar tiga minggu sudah selesai karena kolom dan balok bisa dibangun menyatu dengan dinding, tanpa perlu plester atau aci lagi," jelasnya.
Lebih dari itu, SEPABLOCK dirancang untuk menjawab tantangan geografis Indonesia. Produk ini telah lolos cyclic lateral load test dari Kementerian PUPR, yang membuktikan ketahanannya terhadap guncangan gempa.
"Rongga di dalam bata juga berfungsi ganda: sebagai peredam panas sehingga ruangan lebih sejuk, sekaligus menjadi jalur kontrol mutu saat pemasangan," tambah Prof. Jafril.
Finalisasi SNI ini sejalan dengan ambisi pemerintah dalam peta jalan dekarbonisasi industri semen nasional menuju target Net Zero Emission (NZE) pada 2050.
Ketua Tim Pembinaan Sektor Industri Semen Kemenperin, Regina Anindita, mengapresiasi komitmen Semen Padang. Ia menegaskan bahwa standar ini dirancang untuk memastikan proses produksi dari hulu ke hilir telah mengadopsi prinsip hijau.
"Berdasarkan verifikasi kami, produk ini menggunakan Portland Pozzolana Cement (PCC) yang emisinya lebih rendah. Proses produksinya pun tanpa pembakaran, ini langkah strategis menekan emisi karbon tanpa mengorbankan kualitas," ungkap Regina.
Menurutnya, standar nasional ini tidak hanya akan mengatur aspek teknis, tetapi juga mendorong transformasi seluruh industri untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan.
Setelah diskusi intensif selama dua hari yang mencakup aspek bahan baku, dimensi, hingga pengujian teknis, Kepala Departemen Produksi BIP PT Semen Padang, Fery Sarvino, optimistis SNI ini akan segera disahkan.
"Kolaborasi dengan tim Komisi Teknis SNI berjalan sangat lancar. Tahap selanjutnya adalah jajak pendapat akhir sebelum disahkan. Kami yakin, dalam waktu dekat, bata interlock berstandar nasional dapat digunakan secara luas untuk membangun Indonesia," tutupnya dengan penuh optimisme.
Baca Juga: Inovasi Bata Ramah Gempa Semen Padang Curi Perhatian di Festival Literasi Sumbar
Kehadiran SNI ini diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi bangunan modern yang efisien dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat daya saing industri dalam negeri melalui produk inovatif yang menjawab tantangan zaman. [*/hdp]











