Buka FINEST 2025 di Padang, Gubernur Mahyeldi Singgung soal Penanganan Penyakit Stroke

Buka FINEST 2025 di Padang, Gubernur Mahyeldi Singgung soal Penanganan Penyakit Stroke

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah membuka acara Forum Ilmiah Neurologi Sumatera (FINEST) 2025 di ZHM Premiere Hotel Padang, Sabtu (4/10/2025). [Foto: Dok. Biro Adpim Sumbar]

Padang, Padangkita.com - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah membuka acara Forum Ilmiah Neurologi Sumatera (FINEST) 2025 di ZHM Premiere Hotel Padang, Sabtu (4/10/2025).

Kegiatan yang mengusung tema “Experiences, Challenges, and New Trends in Neurology”, dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, dr. Aklima, Ketua Kolegium Neurologi Indonesia, Prof. Syahrul SpN, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumbar, Dr. Roni Eka Saputra, dan Ketua Cabang PERDOSNI se–Sumatera.

Hadir pula Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FKUA), Dr. Sukri Rahman, Direktur RSUP M. Djamil Padang, Dr. Dovy Djanas, para guru besar dan neurolog, serta Ketua Panitia FINEST 2025, dr. Reni Bestari.

Gubernur Mahyeldi mengungkapkan, gangguan neurologis merupakan kondisi kesehatan yang melibatkan gangguan pada sistem saraf, meliputi otak, sumsum tulang belakang dan saraf itu sendiri.

"Di Indonesia kasus neurologis yang sering terjadi adalah stroke, epilepsi, Alzheimer, Parkinson dan gangguan perkembangan saraf pada anak-anak," kata Gubernur Mahyeldi.

Disebutkan, data Global Burden Desease and Infection (GBD) 2021 menunjukkan adanya peningkatan beban penyakit akibat gangguan neurologis. Di mana, jumlah seluruh kecacatan, penyakit dan kematian dini akibat gangguan neurologis meningkat sebesar 18% sejak tahun 1990.

"Kondisi ini menjadikannya penyumbang utama beban penyakit secara global melebihi penyakit jantung dan pembuluh darah," kata Mahyeldi.

Data spesifik gangguan neurologis di Indonesia masih sangat terbatas. Namun, observasi pada klinik/rumah sakit dan survei penelitian menunjukkan bahwa gangguan neurologi menempati peringkat pertama daftar penyakit rawat jalan di rumah sakit Indonesia.

"Kalau di Indonesia, gangguan neurologis utama kita kenal dengan stroke," ujarnya.

Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia adalah 8,3 per 1.000 penduduk, sementara di Sumatera Barat lebih tinggi yaitu 8,8 per 1.000 penduduk.

Selain itu, lanjut Mahyeldi, beban pembiayaan kesehatan akibat stroke pada tahun 2023 mencapai angka Rp5,2 triliun. Begitupun dengan vertigo, sebagai penyakit neurologi yang umum terjadi.

Menurut Mahyeldi gangguan neurologis dapat dicegah sejak dini dengan cara mengendalikan faktor risiko, menerapkan gaya hidup sehat, makan bergizi seimbang, berolahraga teratur, mengelola stres, menghindari rokok dan alcohol, serta memastikan keamanan diri untuk mencegah terjadinya cedera.

Sejak pertengahan tahun 2023, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah dicantumkan penyakit stroke sebagai salah satu penyakit tidak menular prioritas yang dapat dikendalikan melalui deteksi dini.

Hingga saat ini, kebijakan, program dan kegiatan pemerintah telah berkembang dalam fokus utama deteksi dini penyakit melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

Program ini telah menjadi komitmen pemerintah untuk menurunkan prevalensi kasus, disabilitas dan kematian akibat penyakit-penyakit termasuk penyakit tidak menular.

"Kami berharap pertemuan ini dapat menjadi wadah untuk berbagi pengalaman klinis serta menggali inovasi baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya bidang neurologi, agar masyarakat kita terhindar dari gangguan neurologis," harapnya.

Mahyeldi juga meminta kegiatan tersebut, dapat menjadi jembatan yang baik antara pemerintah, akademisi, klinisi, swasta dan segenap masyarakat agar berbagai program pemerintah dalam menekan gangguan neurologis, dapat terselenggara secara optimal dan komprehensif.

Ketua Kolegium Neurologi Indonesia, Prof. Syahrul mengatakan penyakit stroke adalah salah satu penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian dan disabilitas tertinggi di dunia dan di Indonesia.

"Menurut data estimasi penyakit menunjukkan 1 dari 4 orang diperkirakan terkena stroke dalam hidupnya. Dan diperkirakan setiap tiga detik ditemukan satu orang terkena stroke," ungkap Syahrul.

Hal ini setara dengan 12 juta orang dalam setahun akan mengalami stroke, dan setengah juta di antaranya meninggal dunia akibat stroke.

Baca juga: RSUP M Djamil Padang Kini Resmi Punya Unit Transplantasi Ginjal, Jadi Rujukan 4 Provinsi

"Mari kita jaga kesehatan dari sekarang, hidup sehat kalahkan stroke mulai dari diri sendiri," ucapnya.

Selanjutnya Syahrul menyampaikan dukungan terhadap Pemerintah Provinsi Sumbar dalam memberi edukasi yang bermanfaat serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stroke. [*/adpsb]

Baca Juga

Mahyeldi: Kejadian Keracunan MBG jangan Terulang! Cek Dapur, Cara Memasak dan Bahan
Mahyeldi: Kejadian Keracunan MBG jangan Terulang! Cek Dapur, Cara Memasak dan Bahan
Bantuan TJSL PLN 150 Stuk Kloni Galo-galo di Agam, Mahyeldi: Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
Bantuan TJSL PLN 150 Stuk Kloni Galo-galo di Agam, Mahyeldi: Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
Sumbar Punya Data Valid Capai 85%, Kementerian PAN-RB akan Jadikan Role Model SIPPN
Sumbar Punya Data Valid Capai 85%, Kementerian PAN-RB akan Jadikan Role Model SIPPN
Memaknai HUT ke-80 Sumbar, Vasko: Mari Berama-sama Jaga Marwah Daerah
Memaknai HUT ke-80 Sumbar, Vasko: Mari Berama-sama Jaga Marwah Daerah
Sumbar 80 Tahun, Banyak Prestasi tapi Tantangan juga Semakin Besar
Sumbar 80 Tahun, Banyak Prestasi tapi Tantangan juga Semakin Besar
Anggaran MBG Tiap Nagari Capai Rp5,4 Miliar Per Tahun, Mahyeldi Minta Percepatan Pelaksanaan
Anggaran MBG Tiap Nagari Capai Rp5,4 Miliar Per Tahun, Mahyeldi Minta Percepatan Pelaksanaan