Padang, Padangkita.com - Puluhan siswa, guru, dan wali murid di Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, diduga mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi produk dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam bergerak cepat dengan menghentikan sementara operasional penyedia makanan dan memastikan seluruh korban mendapatkan perawatan intensif.
Insiden ini mulai terungkap setelah sejumlah siswa mengeluhkan kondisi makanan yang mereka terima. Salah seorang guru di SDN 09 Balai Satu, Iwan Caniago, menuturkan bahwa siswa mencium bau tidak sedap dari menu MBG tersebut.
“Saat akan dimakan, siswa mencium bau busuk dari menu MBG. Saya coba mencicipinya, awalnya tidak terasa apa-apa. Namun menjelang magrib, saya mulai muntah-muntah,” ungkap Iwan Caniago.
Hingga Rabu malam, total tercatat sebanyak 86 orang yang harus mendapat perawatan di tiga fasilitas kesehatan berbeda. Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Mhd Lutfi, saat meninjau korban di RSUD Lubuk Basung pada Kamis (2/10/2025), menyatakan bahwa kondisi para pasien berangsur membaik.
“Alhamdulillah, kondisi pasien sudah mulai membaik. Bahkan sebagian sudah ada yang dipulangkan,” ujarnya. Ia merinci, hingga Kamis pagi, pasien yang masih dirawat tersisa 24 orang di RSUD Lubuk Basung, satu orang di Puskesmas Manggopoh, dan tiga orang di RSIA Rizki Bunda.
Menyikapi kejadian ini, Bupati Agam telah menginstruksikan penghentian sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kampung Tangah, yang merupakan pihak penyedia MBG di lokasi tersebut.
“Langkah ini dilakukan agar kasus serupa tidak terulang di Kabupaten Agam,” tegas Sekda Lutfi. Pihaknya juga tengah melakukan identifikasi untuk menemukan penyebab pasti keracunan tersebut.
Pemerintah Kabupaten Agam telah membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) yang berkoordinasi lintas sektor untuk memastikan penanganan berjalan optimal.
Baca Juga: Nasi Goreng Maut Program MBG: Puluhan Anak di Lubuk Basung Tumbang, Bupati Agam Tetapkan Status KLB
Masyarakat diimbau agar tetap tenang, tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya, dan menunggu hasil penelusuran resmi dari tim yang akan disampaikan secara terbuka kepada publik. [*/hdp]