Gubernur Mahyeldi Paparkan Keberhasilan Perhutanan Sosial Sumbar di Forum Iklim Bali

Gubernur Mahyeldi Paparkan Keberhasilan Perhutanan Sosial Sumbar di Forum Iklim Bali

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah didaulat menjadi salah satu pembicara dalam acara Pekan Iklim Bali 2025 yang diselenggarakan secara kolaboratif oleh Pemerintah Provinsi Bali dan Koalisi Bali Emisi Nol Bersih di Denpasar, Senin (25/8/2025). [Foto: Dok. Biro Adpim Sumbar]

Denpasar, Padangkita.com - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah didaulat menjadi salah satu pembicara dalam acara Pekan Iklim Bali 2025 yang diselenggarakan secara kolaboratif oleh Pemerintah Provinsi Bali dan Koalisi Bali Emisi Nol Bersih di Denpasar, Senin (25/8/2025).

Pada forum tersebut, Mahyeldi menegaskan bahwa kearifan lokal bisa menjadi pilar utama dalam membangun ekonomi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia, khususnya pada daerah sekitar kawasan hutan.

Menurutnya, kebijakan nasional melalui program perhutanan sosial, telah membuka peluang besar bagi masyarakat sekitar kawasan hutan untuk mengelola hutan secara ekologis lestari, ekonomis produktif, dan sosial inklusif.

Mahyeldi mengatakan, berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, hingga saat ini Sumbar telah memiliki 259 Unit Perhutanan Sosial dengan luas 340 ribu hektare dan menjangkau 206 ribu Kepala Keluarga (KK), atau bermanfaat untuk hampir sekitar 850 ribu penduduk.

Perluasan akses kelola legal oleh masyarakat tersebut juga mampu menahan ekspansi perambahan dan mampu menambah tutupan hutan, di mana tutupan hutan di Sumbar meningkat dari 1.737.964 hektare pada tahun 2022 menjadi 1.741.848 hektare pada tahun 2023.

Dampaknya, kata Mahyeldi, berdasarkan hasil survei pendapatan petani hutan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumbar dan telah mendapatkan Rekomendasi dari BPS, Kelompok Perhutanan Sosial dapat meningkat pendapatannya.

Pada tahun 2021 pendapatan petani hutan sekitar Rp1,7 juta dan pada tahun 2021 meningkat menjadi Rp2,7 juta per bulan.  Hal ini, lanjut Mahyeldi, akan terus diupayakan sehingga nantinya diharapkan Pendapatan petani hutan Sumatera Barat mampu berada di atas Upah Minimum Provinsi (UMP) yang saat ini Rp3 juta.

“Kami di Sumbar, sejak beberapa tahun yang lalu telah memanfaatkan program itu. Hasilnya cukup efektif, ekonomi masyarakat bertumbuh dan kelestarian lingkungan pun ikut terjaga,” ungkap Gubernur Mahyeldi

Mahyeldi menerangkan untuk mensukseskan program perhutanan sosial, Pemprov Sumbar menjadikan Pemerintahan Nagari (Desa) sebagai pusat pengembangan kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) dan UMKM berbasis sumber daya lokal.

Selain itu, keberhasilan itu menurutnya juga didukung oleh kearifan lokal masyarakat Sumbar yang memandang hutan bukan sekadar sumber ekonomi, tetapi juga warisan sosial, budaya, dan spiritual yang harus dijaga.

“Pengelolaan dan pengembangan sumber daya hutan di Sumbar, juga telah dipayungi dengan Perda Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perhutanan Sosial. Sehingga ada jaminan keamanan bagi kelompok masyarakat yang mengelola secara hukum,” jelas Mahyeldi.

Kendati demikian, Mahyeldi tidak menampik pihaknya masih menghadapi sejumlah tantangan dalam mengintegrasikan kearifan lokal dengan kebijakan modern untuk mencapai ekonomi berkelanjutan. Di antaranya, membangun kolaborasi dengan swasta dalam rangka pembangunan ekonomi hijau, dimana diharapkan swasta berperan besar menjadi mitra yang sejajar dengan kelompok perhutanan sosial, baik dalam pembinaan, pengembangan produk dan pemasaran.

“Ada dua inovasi yang saat ini tengah dimatangkan pihaknya untuk merespon tantangan tersebut, yakni pembentukan nagari hub dan pengembangan koperasi hijau dan kelompok usaha perhutanan sosial enterprise. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa tuntas,” ungkap Mahyeldi.

Baca juga: Gubernur Mahyeldi Dorong Petani Sumbar Manfaatkan Perhutanan Sosial untuk Tingkatkan Kesejahteraan

Selain Mahyeldi, dalam forum nasional yang mengangkat tema “Harmoni Alam, Manusia, dan Budaya untuk Ekonomi Berbasis Lingkungan” tersebut, tampil pula sebagai narasumber Gubernur Bali, Wayan Koster. Kedua gubernur dinilai sama-sama berhasil mengolaborasikan kearifan lokal dan potensi ekonomi daerah. [*/adpsb]

Baca Juga

Wagub Vasko: Pemprov Sumbar Dukung Penuh Geopark Ranah Minang Silokek jadi Warisan Dunia
Wagub Vasko: Pemprov Sumbar Dukung Penuh Geopark Ranah Minang Silokek jadi Warisan Dunia
Wagub Sumbar Ingatkan Jangan Ada Pembangunan Jalan yang Merugikan Warga
Wagub Sumbar Ingatkan Jangan Ada Pembangunan Jalan yang Merugikan Warga
Gubernur Mahyeldi Lantik 14 Pejabat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kadis BMCKTR Berganti
Gubernur Mahyeldi Lantik 14 Pejabat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kadis BMCKTR Berganti
80 Tahun Indonesia Merdeka Panjang Jalan Tol Capai 3.092,7 Km, di Sumbar Tol Baru 36 Km
80 Tahun Indonesia Merdeka Panjang Jalan Tol Capai 3.092,7 Km, di Sumbar Tol Baru 36 Km
Sumbar Raih Penghargaan Pemerintah Daerah Terbaik di Festival Perhutanan Sosial Nasional
Sumbar Raih Penghargaan Pemerintah Daerah Terbaik di Festival Perhutanan Sosial Nasional
Dua Pelajar Meninggal dalam Kecelakaan Mobil Vs Kereta Api, Vasko Minta Pengawasan Diperketat
Dua Pelajar Meninggal dalam Kecelakaan Mobil Vs Kereta Api, Vasko Minta Pengawasan Diperketat