Padang, Padangkita.com — Antusiasme penonton Pekan Nan Tumpah (PNT) 2025 terus meningkat. Pada hari ketiga penyelenggaraan, Selasa (26/8/2025), jumlah registrasi tiket harian terus melampaui target 1.000 orang, seperti yang diunggah di akun media sosial resmi PNT.
Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap festival seni dua tahunan yang mengangkat tema "Seni Murni Seni Terapan Seni Terserah" tersebut.
Kemeriahan PNT 2025 pada hari kedua, Senin (25/8/2025), dimulai dengan diskusi buku dan pelatihan menulis yang dipimpin oleh Ikhwanul Arif dan Irman Syahrul.
Pelatihan ini diikuti oleh 10 siswa yang terpilih berdasarkan minat. Program ini dirancang untuk mengajarkan cara menyusun gagasan secara sistematis dan menuangkannya ke dalam tulisan.
Setelah pelatihan menulis, agenda dilanjutkan dengan pelatihan sablon oleh "Sumatera Sablon Sindikat" yang dibina oleh Indonesiasia Apparel.
Bersamaan dengan itu, berlangsung diskusi seni bersama Afrizal Malna dan Edy Utama yang membahas keterkaitan tema PNT 2025 dengan karya-karya yang dipamerkan.
Sore harinya, panggung eksibisi menampilkan pertunjukan "Sinuruk Mattaoi" yang mengolah cerita rakyat asal-usul pohon sagu. Penampilan ini memadukan bahasa daerah dengan tarian tradisional "Turuk Langgai".
Acara dilanjutkan dengan pertunjukan tari "Gemulai Harmoni Nusantara" dari SMKN 4 Sijunjung dan ditutup dengan tarian "Hoyak Badarai" dari SMAN 9 Padang.
Pada malam hari, pertunjukan seni dibuka dengan karya Muhammad Giffary (ApiApi) berjudul "Gala Resonant".
Karya ini mengeksplorasi hubungan antara bunyi, tradisi, dan teknologi dalam seni suara kontemporer, dengan menjadikan pupuik gadang sebagai sumber bunyi dan simbolik yang dikembangkan secara eksperimental.
Selanjutnya, Komunitas Payung Sumatera menampilkan karya berjudul "KM 0". Karya ini menggunakan tubuh sebagai media utama untuk memetakan pergulatan antara keinginan dunia luar dan panggilan hati.
Gerak tubuh, bunyi, dan lapisan kostum menjadi simbol beban hidup yang dibawa. Pertunjukan yang disutradarai oleh Fabio Yuda dengan penata gerak Venny Rosalina ini memukau para penonton.
Hari kedua PNT 2025 ditutup dengan pertunjukan "Chaos: Metode Riset Artistik dan Autobiografi Dalam Performa Yang Terus Menerus Kandas" dari Arung Wardhana.
Pertunjukan yang tidak biasa ini dimulai tanpa pengantar, mengajak penonton untuk berpartisipasi dengan menulis peta dan keinginan mereka di spanduk yang disediakan.
Pada hari ketiga PNT 2025, pameran reguler telah dibuka sejak pukul 10.00 WIB. Pukul 13.30 WIB, akan ada pelatihan "Melukis di Media Terserah" bersama Silo Tigo yang beriringan dengan tur kuratorial. Selanjutnya, diskusi seni akan diadakan pada pukul 14.00 WIB bersama Iswandi dan Albert Rahman Putra.
Pertunjukan eksibisi hari ini akan dimeriahkan oleh "Parade Marching Band" dari SMK Penerbangan Nusantara dan penampilan Katumbak Anak Abak. Setelah jeda istirahat, acara akan dilanjutkan dengan pemutaran film pada pukul 19.00 WIB.
Baca Juga: Pekan Nan Tumpah 2025 Memasuki Hari Kedua, Hadirkan Diskusi dan Pelatihan Menarik
Rangkaian pertunjukan seni malam hari ini akan menampilkan dua karya menarik: "Dalam Lingkaran Gelap" dari Galanggang Dance dan "Perempatan Perempuan" yang dibawakan oleh Indonesia Performance Syndicate (IPS). [*/hdp]