Padang, Padangkita.com - Sawahlunto, kota tambang bersejarah, kembali menjadi pusat perhatian dunia dengan digelarnya "We Are Site Managers International Symposium" pada 23–28 Agustus 2025. Acara ini mempertemukan lebih dari 35 pembicara dari 13 negara untuk membahas masa depan warisan dunia. Simposium ini merupakan edisi kedua, yang pertama kali diadakan di George Town, Malaysia, pada 1-5 Maret 2024.
Mengangkat tema “One Shared Mission”, acara ini bertujuan untuk membangun masa depan berkelanjutan bagi situs warisan dunia. Simposium ini juga merupakan inisiatif untuk meningkatkan pemahaman internasional mengenai peran, tanggung jawab, tantangan, dan kebutuhan para pengelola situs warisan dunia. Edisi kedua ini secara khusus akan berfokus pada penguatan hubungan kolaboratif antar pengelola situs dan praktisi warisan budaya.
Staf Khusus Menteri Kebudayaan bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam diplomasi budaya.
"Kehadiran para ahli dan praktisi dari berbagai negara di Sawahlunto diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah global," ujarnya kepada awak media, Sabtu (16/8/2025).
Senada dengan itu, Direktur Promosi Kebudayaan, Undri, menambahkan bahwa situs warisan dunia di Indonesia adalah modal kuat untuk agenda diplomasi budaya. "Sawahlunto bukan hanya situs warisan dunia UNESCO, tetapi juga simbol bagaimana warisan masa lalu bisa menjadi laboratorium peradaban masa depan," ungkapnya.
Salah satu tujuan simposium ini adalah untuk menjalin jejaring solidaritas antar pengelola situs warisan dunia. Simposium edisi pertama di George Town berhasil melahirkan "Deklarasi George Town" yang memfasilitasi pembentukan Jaringan Global Pengelola Situs Warisan Dunia. Dengan adanya simposium di Sawahlunto, diharapkan jaringan ini akan semakin kuat.
Sawahlunto terpilih sebagai tuan rumah karena merupakan situs warisan dunia yang dikategorikan sebagai warisan industri. Simposium ini akan menyoroti pengelolaan warisan industri, yang memiliki tantangan unik karena mencakup perpaduan budaya, teknologi, dan nilai-nilai lokal.
Sesi Diskusi dan Kunjungan Lapangan
Simposium ini akan menyajikan lebih dari 9 sesi diskusi tematik, termasuk eksplorasi dokumen Sawahlunto, digitalisasi dalam konservasi, dan mitigasi bencana terkait pengelolaan situs warisan. Sesi-sesi lain akan membahas pengelolaan warisan industri, peran masyarakat, dan manajemen risiko bencana. Salah satu keluaran utama dari simposium ini adalah peluncuran "Dokumen Sawahlunto" dan rencana aksi terkait.
Selain sesi diskusi, para peserta juga akan mengikuti kunjungan lapangan ke sejumlah titik penting di kawasan tambang Ombilin dan berdialog langsung dengan masyarakat setempat. Hal ini menjadikan simposium ini tidak hanya sebagai forum ilmiah, tetapi juga ruang refleksi dan aksi nyata.
Baca Juga: Galanggang Arang WTBOS bisa Diadakan di Semua Daerah di Sumbar, Kebanggaan Punya Warisan Dunia
Simposium ini diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan didukung oleh berbagai lembaga nasional dan internasional. Diharapkan, acara ini dapat menjadi penanda kemajuan tata kelola situs warisan dunia di masa mendatang. [*/hdp]