Padang, Padangkita.com – Sejumlah proyek infrastruktur akan dibangun di Sumatera Barat (Sumbar) mulai tahun ini hingga lima tahun ke depan. Nilai total sejumlah proyek ini dapat mencapai Rp10 triliun, bahkan lebih.
Informasi tentang proyek-proyek infrastruktur ini terungkap saat kunjungan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade bersama Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Triono Junoasmoro, dan Direktur Operasi III PT Hutama Karya Koentjoro, ke Sumbar, dalam pekan ini.
Beberapa proyek di antaranya, telah melewati sejumlah proses atau tahapan, seperti Flyover Sitinjau Lauik dan kelanjutan Jalan Tol Padang-Pekanbaru. Sementara itu, satu proyek dalam proses sosialisasi, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Danau Singkarak.
Kemudian, dua proyek lagi, yakni dua flyover di Kota Padang baru masuk tahap pengusulan dan akan dilanjutkan dengan pengkajian teknis di Kementerian PU.
Berikut progres proyek infrastruktur di Sumbar yang direncanakan dibangun mulai tahun ini hingga lima tahun ke depan:
- Flyover Sitinjau Lauik Tahap I (Panorama 1)
Proyek ini mencapai panjang 2,7 km hingga kawasan Panorama 1 dengan anggaran hampir Rp 2,8 trililun. Tahap pertama ini direncanakan akan memakan waktu selama 2 tahun dan ditargetkan selesai pada 2027.
Proses pembangunan tahap pertama ini akan segera dimulai. Sebab, pemenang lelang telah ditetapkan pada November 2024 lalu, dan dimenangkan oleh PT Hutama Karya. BUMN ini pun telah membentuk badan usaha pelaksana (BUP) pada akhir 2024 lalu dan sudah ditandatangani oleh Menteri BUMN.
Menurut Andre Rosiade, proyek ini sudah dilaporkan ke Menteri PU Dody Hanggodo. Sekarang prosesnya ada di meja Dirjen Bina Marga untuk mempersiapkan kontrak, dan tinggal administrasi saja.
- Flyover Sitinjau Lauik Tahap II (Panorama 2)
Setelah Flyover Tahap I selesai, langsung dilanjutkan pembangunan tahap kedua sepanjang lebih kurang 4 km hingga kawasan Panorama 2 dengan total anggaran Rp3 triliun. Direncanakan, pembangunan Flyover Sitinjau Lauik Tahap II ini akan dimulai pada 2027.
Soal Flyover tahap II ini, kata Andre, ia pun sudah melaporkan dan mendapat izin dari Menteri PU Dody Hanggodo. Sebagai buktinya, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Triono Junoasmoro ikut meninjau rencana tahap II bersama Andre.
Flyover Sitinjau Lauik, rencananya juga akan dilengkapi dengan rest area. Ini dilakukan untuk mengantisipasi agar badan jalan tidak digunakan oleh masyarakat untuk berdagang seperti yang terjadi di Flyover Kelok 9 di Kabupaten Limapuluh Kota. Sebab, keberadaan pedagang yang sulit dikendalikan akan membahayakan.
Selain itu, jalur lama yang saat ini digunakan, setelah flyover dibangun, tetapi bisa dilewati oleh pengendara.
Direktur Operasi III PT Hutama Karya, Koentjoro mengatakan proyek Flyover Sitinjau Lauik ini telah melalui proses yang cukup panjang. Ia menegaskan, Hutama Karya selaku pelaksana proyek, siap melaksanakan proyek ini dengan sebaik-baiknya.
Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU Triono Junoasmoro menyambut baik proyek Flyover Sitinjau Lauik yang dibangun melalui skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha).
- Flyover Lubuk Begalung-Indarung dan Flyover Anduring-Unand di Jl. Bypass, Kota Padang
Dua proyek flyover di Jl. By Pass, Kota Padang ini merupakan usulan terbaru, sehingga prosesnya akan didahului dengan pengkajian dan berlanjut dengan sosialisasi.
Keberadaan flyover di dua persimpangan di Jl. Bypass ini memang sangat mendesak. Soalnya, jalur ini merupakan urat nadi ekonomi Kota Padang dan Sumbar. Jalur Bypass merupakan jalan yang biasanya dilewati oleh kendaraan-kendaraan berat dan besar menuju Pelabuhan Teluk Bayur dan di ujung lainnya ada Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Kemudian, jalur ini beririsan dengan jalur menuju pabrik PT Semen Padang dan kampus Universitas Andalas (Unand) yang juga merupakan jalur sibuk. Sejauh ini belum bisa ditaksir berapa anggaran yang dibutuhkan untuk 2 flyover yang akan dibangun dengan skema KPBU ini.
Hanya, Kementerian PU mengharapkan, jika dua proyek flyover ini disetujui, maka dukungan pemda dan masyarakat sangat dibutuhkan, utamanya dalam hal pembebasan lahan.
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Danau Singkarak
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Danau Singkarak akan dibangun oleh PT PLN Indonesia Power bersama investor PT Indo Acwa Tenaga Singkarak.
Proyek pembangunan PLTS akan dilaksanakan sebanyak tiga tahap. Pertama, tahap pengembangan, lalu tahap konstruksi dan terakhir tahap operasi. Pihak investor berjanji akan memberikan sejumlah manfaat untuk masyarakat sekitar.
Dapaun investasi yang ditanamkan untuk proyek PLTS ini sekitar Rp855 miliar untuk 25 tahun. Direktur Utama PT PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menyampaikan, PLTS Terapung Singkarak akan punya kapasitas pembangkit sebesar 50 megawatt ac (MWac).
Ia menegaskan, proyek tersebut telah melewati feasibility study, pengurusan perizinan dan telah dinyatakan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Menurut Edwin, saat beroperasi, listrik akan disalurkan melalui interkoneksi 150 kV ke GI Padang Panjang 150 kV.
- Jalan Tol Padang-Pekanbaru Ruas Sicincin-Bukittinggi
Saat ini, PT Hutama Karya (HK) dan anak perusahaannya, PT. Hutama Karya Infrastruktur (HKI) tengah menuntaskan Jalan Tol Padang-Pekanbaru Ruas Padang-Sicincin sepanjang 36,6 km. Jalan tol pertama di Sumbar ini telah diuji coba dan sempat dibuka fungsional untuk mendukung kelancaran lalu lintas pada momen libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
Dalam waktu tak lama lagi, jalan tol ini akan rampung. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menyampaikan, pembangunannya akan dilanjutkan untuk ruas Sicincin-Bukittinggi. Ia pun menepis informasi soal pengalihan trase jalan tol tersebut yang sempat diusulkan Pemprov memutar ke Tanah Datar.
Kepastian trase Tol Sicincin-Bukittingi tetap seperti rencana awal, kata Andre, merupakan hasil diskusi dirinya dengan Hutama Karya. Adapun pembiayaannya, lanjut Andre, menunggu penugasan pemerintah melalui PMN (penyertaan modal negara) tahun 2026 cair.
Ia menegaskan, Tol Sicincin-Bukittinggi menjadi prioritas dikarenakan bukan hanya langganan macet, tapi juga rawan terjadi bencana alam. Kemudian juga mendukung pariwisata.
Berikutnya, setelah Tol Sicincin-Bukittinggi rampung, akan dilanjutkan lagi pembangunan Tol Bukittinggi-Payakumbuh dan ruas Tol Payakumbuh-Pangkalan.
Baca juga: Trase Jalan Tol Sicincin-Bukittinggi Diusulkan Pindah jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar
Direktur Operasi III PT Hutama Karya Koentjoro berharap kelanjutan pembangunan Jalan Tol Sicincin-Bukittinggi dapat segera dilaksanakan. Secara prinsip, Koentjoro menyatakan pihaknya siap mengerjakannya.
Selain proyek-proyek tersebut, juga akan ada proyek perbaikan jalan, di antaranya Jalan Air Dingin yang menghubungkan Kabupaten Solok – Solok Selatan (Solsel), dan jalur Payakumbuh-Lintau, Tanah Datar.
[*/pkt]