Padang, Padangkita.com – Dunia sastra Indonesia berduka saat kepergian sastrawan legendaris, AA Navis. Namun, semangat dan warisan pemikirannya terus hidup melalui karya-karya para penulis muda.
Salah satunya dibuktikan dengan peluncuran antologi cerpen “Tentang Harimau Suamiku” yang digelar pada Sabtu (23/11/2024) malam di UPTD Taman Budaya Sumatera Barat.
Antologi ini merupakan hasil dari lomba menulis cerpen yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran AA Navis.
Dari ratusan naskah yang masuk, 23 karya terpilih untuk dibukukan. Karya-karya ini dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari nama-nama besar seperti Ivan Adila, Raudal Tanjung Banua, dan Yetti A. KA.
"Tentang Harimau Suamiku": Metafora Konflik Manusia dan Alam
Judul antologi diambil dari cerpen karya Iin Farliani yang berhasil meraih juara pertama. Cerpen ini mengisahkan tentang seorang istri yang harus menghadapi kenyataan pahit setelah suaminya diterkam harimau di perkebunan sawit. Melalui kisah ini, Iin Farliani menyoroti konflik antara manusia dan alam yang semakin mengintensif.
"Harimau dalam cerpen ini menjadi simbol dari kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan manusia. Cerpen ini berhasil menyajikan konflik batin tokoh dengan cara yang sangat menarik dan mendalam," ujar Ivan Adila selaku salah satu dewan juri.
Selain "Tentang Harimau Suamiku", antologi ini juga menyajikan beragam tema dan gaya bahasa yang menarik. Ada yang mengangkat isu sosial, budaya, hingga kisah cinta. Para penulis muda ini menunjukkan kreativitas dan kemampuan mereka dalam mengolah kata-kata.
"Kami sangat terkesan dengan kualitas karya-karya yang masuk. Para penulis muda ini memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sastra Indonesia," tambah Raudal Tanjung Banua.
Peluncuran antologi cerpen "Tentang Harimau Suamiku" menjadi bukti bahwa semangat literasi dan kepedulian terhadap lingkungan hidup masih terus bergelora di kalangan generasi muda.
Baca Juga: Merayakan 100 Tahun A.A. Navis, Legenda Sastra Indonesia
Karya-karya yang terkumpul dalam antologi ini diharapkan dapat menginspirasi para penulis muda lainnya untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi perkembangan sastra Indonesia. [*/hdp]