Padang, Padangkita.com - Rektor Universitas Andalas (Unand), Efa Yonnedi, menyambut positif pertemuan kerja sama Indonesia-Prancis yang dihadiri Presiden terpilih Prabowo Subianto dan dimotori Anindya Bakrie.
Menurut Efa, kolaborasi ini memiliki potensi besar untuk mendorong pengembangan industri hilirisasi di Indonesia.
"Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, namun selama ini kita lebih banyak mengekspor bahan mentah dalam bentuk mentah. Hilirisasi industri akan memungkinkan kita untuk meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan lapangan kerja baru," ujar Efa
Beberapa sektor industri yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia antara lain makanan dan minuman, tekstil, otomotif, dan elektronik.
Dengan permintaan domestik yang besar dan potensi ekspor yang menjanjikan, sektor-sektor ini dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Namun, Efa juga mengingatkan bahwa pengembangan industri hilirisasi tidaklah mudah. Tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan dukungan dari pemerintah, pengusaha, dan akademisi.
"Pemerintah perlu menyediakan kebijakan yang mendukung investasi di sektor industri, seperti pemberian insentif pajak, penyederhanaan regulasi, dan pembangunan infrastruktur yang memadai," kata Efa.
"Sementara itu, pengusaha harus terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk untuk dapat bersaing di pasar global," sambungnya.
Baca Juga: Dies Natalis ke-67 Unand, Gubernur Mahyeldi: Teruslah Jadi Panutan Inovasi dan Hilirisasi
Efa yakin bahwa dengan kerja sama yang kuat antara semua pihak, Indonesia dapat mewujudkan cita-cita menjadi negara industri yang maju dan mandiri. [*/hdp]