Painan, Padangkita.com - Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Rusma Yul Anwar dinilai sukses mengangkat ekonomi kabupaten berjuluk 'Negeri Sejuta Pesona'. Pertumbuhan ekonomi 1,11 persen di 2020, menjadi 4,18 persen pada tahun 2023.
Salah seorang tokoh masyarakat, Musti Hendri menyampaikan, tren positif ekonomi itu sejalan dengan kebijakan anggaran dan program strategis yang sesuai dengan kebutuhan daerah, sehingga APBD mampu menjadi katalisator kinerja perekonomian.
"Padahal sejak 2015 (jumlah) APBD Pesisir Selatan (Pessel) nyaris tidak berubah. Artinya bupati mampu mengelola keuangan untuk pertumbuhan," ungkapnya.
Rusma Yul Anwar resmi menjabat sebagai bupati pada Februari 2021 setelah menang menumbangkan petahana waktu itu, dengan perolehan 58 persen suara pada Pilkada 2020.
Saat itu perekonomian Pesisir Selatan (Pessel) ambruk, bahkan menyentuh titik terendah pada posisi 1,11 persen. Ini merupakan kinerja terburuk sepanjang sejarah perekonomian daerah.
Berbekal semangat membangun, pada 2021 Rusma Yul Anwar mampu membalikkan keadaan. Ekonomi Pesisir Selatan (Pessel) tumbuh positif 3,37 persen, meski bayang-bayang pandemi Covid-19 masih tetap menghantui.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja positif tersebut terus berlanjut pada 2022, dengan capaian 4,02 persen. Tak sampai di situ, tren pertumbuhan kembali terjadi periode 2023, yakni 4,18 persen.
"Kita harus jujur melihatnya. Hanya 3,5 tahun, nyaris seluruh indikator makro ekonomi Pesisir Selatan (Pessel) tumbuh positif," sebutnya.
Supri, tokoh masyarakat lainnya menilai dua program utama yang diusung Rusma, yakni membangun kualitas sumber daya manusia dan kemandirian ekonomi daerah berbasis komoditi lokal selaras dengan kekinian.
Lewat pembangunan sumber daya manusia, Bupati Rusma mampu menekan beban pengeluaran rumah tangga, seperti biaya sekolah dan kesehatan gratis, sehingga daya beli maasyarakat tetap terjaga.
Pemerintah Kabupaten menggratiskan biaya sekolah sesuai kewenangan, bahkan kini menyalurkan beasiswa bagi siswa ekonomi kurang mampu lewat Program Pesisir Selatan Pintar (PPSP).
Berikutnya, menjamin iuran kesehatan, dengan harapan tidak ada lagi masyarakat yang terkendala biaya berobat, sehingga uang yang selama ini mereka bayarkan bisa dijadikan tabungan atau untuk kebutuhan lain.
"Sadar atau tidak, bupati tiap bulan ngasih lewat iuran kesehatan mereka. Misalnya satu rumah ada 5 orang. Kalau per orang Rp35 ribu, berarti Rp175 ribu per rumah tangga penerima," jelasnya.
Selain itu, menurut dia, visi yang menjadikan kearifan lokal sebagai basis kemandirian daerah ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sangat ampuh mendongkrak perekonomian Pesisir Selatan (Pessel).
Upaya itu terkonfirmasi jelas lewat prioritas pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan yang mengarah pada konektivitas, sentra produksi pangan dan komoditi unggulan lokal.
Kebijakan tersebut secara otomatis dapat meningkatkan distribusi barang dan jasa. Biaya distribusi produk pertanian menjadi lebih murah, sehingga pendapatan masyarakat meningkat.
"Dengan konektivitas yang tinggi, tumbuh pusat ekonomi baru. Putaran uang semakin besar yang ujungnya memacu pertumbuhan," terangnya.
Kebijakan hilirisasi berjalan kencang, ditandai dengan berdiiriinya sejumlah sentra industri yang membuat PDRB unggulan, yakni industri pengolahan mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir.
Baca juga: Pemkab Pessel Targetkan Semua Jalan Kabupaten Mulus Beraspal, Butuh Waktu hingga 10 Tahun
Kondisi serupa juga tergambar dari nilai produksi industri mikro dan kecil di Pesisir Selatan (Pessel) yang juga menunjukkan tren positif selama rentang waktu tersebut.
"Apalagi sekarang ada Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT). Ini tentu membuat UMKM di Pesisir Selatan (Pessel) menjadi lebih bergairah," tuturnya.
[*/min]