Padang, Padangkita.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berkolaborasi dalam perancangan sistem peringatan dini bencana galodo.
Hal itu merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk percepatan penanganan darurat banjir lahar dingin atau galodo di Sumatra Barat (Sumbar).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan, berbagai evaluasi dilakukan oleh kedua lembaga untuk menyusun rancangan sistem peringatan dini yang efektif pada potensi bencana banjir lahar hujan atau galodo berdasarkan pada pengalaman bencana yang terjadi pada 11-12 Mei 2024 lalu.
Saat ini, kata dia, BMKG mengusulkan penguatan dan monitoring terkait peringatan dini bencana banjir dan longsor yang ada di sekitar Gunung Marapi.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang Suaidi Ahadi dalam Rapat Koordinasi Penanganan Pengurangan Risiko Bencana Galodo yang digelar di Bukittinggi pada Sabtu (25/5/2024), mengungkapkan model early waring system (EWS) yang sedang dirancang oleh tim BMKG adalah sistem peringatan dini berbasis komunitas.
Konsepnya adalah pemasangan alat monitoring sungai dengan menggunakan radar yang dapat memonitor tingkat ketinggian air sungai.
Hal ini berdasarkan hasil pemantauan sungai di wilayah terdampak galodo yang memiliki jenis sungai intermitten. Jenis sungai ini memiliki aliran airnya tergantung pada musim, yaitu pada musim penghujan airnya melimpah dan pada musim kemarau airnya kering. Sungai intermitten ini memiliki fluktuasi yang sangat ekstrem antara musim.
Secara sederhana cara kerja EWS ini adalah mengonfirmasi peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG dari cuaca dan getaran tanah (microtremor).
Jika kemudian alarm EWS berbunyi, komunitas siaga bencana yang dimiliki oleh wali nagari di sekitar Gunung Marapi dapat langsung berkoordinasi untuk melakukan evakuasi mandiri.
BMKG telah menghitung kebutuhan EWS untuk jenis ini sebanyak 23 titik untuk wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang yang mengelilingi luncuran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi.
Harapannya, jika ke-23 titik EWS sungai ini terpasang maka akan selamanya terbangun komunitas peringatan dini dan evakuasi dari nagari.
Sejalan dengan BMKG, saat ini tim BNPB tengah melaksanakan survei lokasi titik pemasangan EWS. Survei dilakukan dengan menggunakan teknologi drone maupun dengan pemantauan aerial dari helikopter.
Baca juga: Masih Berpotensi Hujan Lebat di Sumbar, BNPB Lanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca hingga Rabu
“Usulan BMKG ini nanti akan dibicarakan lebih detail dengan PVMBG dan usulan-usulan lain yang disampaikan oleh akademisi kepada BNPB sehingga perangkat EWS yang dibangun nantinya benar-benar bisa menjawab kebutuhan informasi di tingkat masyarakat,” ungkap Abdul Muhari dalam keterangan resminya, dikutip Senin (27/5/2025).
Menurut Abdul Muhari, target pemasangan unit early warning system (EWS) ini dapat dilaksanakan pada tahun ini juga.
[*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News