Bukittinggi, Padangkita.com – Upaya penanganan dan mitigasi terus dilakukan pasca-bencana banjir lahar dan longsor di sekitar Gunung Marapi, Sumatra Barat (Sumbar). Salah satu yang akan dilakukan adalah peledakan batu-batu besar atau demolish di sekitar Gunung Marapi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baru saja melakukan survei aerial menggunakan helikopter. Kegiatan tersebut untuk mengobservasi lebih lanjut titik rawan galodo guna efektifitas penanganan darurat dan langkah mitigasi. Survei aerial sendiri adalah metode pengumpulan data geomatika atau citra lainnya dengan menggunakan pesawat terbang, helikopter, UAV, satelit, balon ataupun metode udara lainnya
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan, survei udara dilakukan selama dua hari, pada 23 dan 24 Mei 2024.
“Pada percobaan penerbangan hari pertama (23/5/2024), tim observasi yang terdiri dari Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto bersama dengan Bupati Tanah Datar Eka Putra dan tiga orang perwakilan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melakukan survei di wilayah hulu Batang Bengkawas, Batang Malana, Batang Kadurang hingga Batang Siritrit di lereng Gunung Marapi dan Singalang, Kecamatan Tanah Datar,” ungkap Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Sabtu (25/4/2024).
Namun, kata dia, tim observasi udara Tanah Datar belum bisa mencapai puncak Gunung Marapi untuk melihat titik di ketinggian 2.800 mdpl karena cuaca kurang mendukung.
Kemudian, lanjut Muhari, pada Jumat (24/5/2024) dilakukan lagi survei udara oleh tim observasi yang diikuti oleh Tenaga Ahli Kepala BNPB Hery Setiono, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Agam Edi Busti bersama Kepala Dinas PUPR Kabupaten Agam dan Dandim 0304 Agam.
Kali ini dilakukan pemantauan ke titik sumber alur terjadinya galodo mulai dari hulu hingga ke hilir lokasi terdampak. Sasaran pemantauan antara lain Batang Katik, Batang Kepala Koto di wilayah Gunungapi Marapi dan satu titik di wilayah Gunung Singgalang yaitu Batang Galodo.
“Survei udara ini salah satu langkah lanjutan BNPB dalam melaksanakan empat arahan kesepakatan pasca-kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke Kabupaten Agam pada Selasa (21/5/2024) lalu,” terang Abdul Muhari.
Adapun empat kesepakatan langkah lanjutan untuk penanganan bencana banjir lahar hujan atau galodo ini ialah, peledakan batu-batu besar (demolish) material Gunung Marapi, normalisasi daerah aliran sungai, pembangunan sabo dam, dan penguatan Early Warning System (EWS).
Demolish dalam Waktu Dekat
Menurut Abdul Muhari, BNPB merencanakan peledakan batu-batu besar atau demolish Gunng Marapi berdasarkan keadaan pascagalodo. Di mana, kata dia, banyak batuan besar dengan diameter lebih dari dua meter dengan berat hingga ratusan kilogram tampak berserakan di jalanan setelah menghantam bangunan di sekitarnya.
Demolish ini, lanjut Muhari, diperlukan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di hulu, material batuan ini tidak menyumbat alur aliran air.
Sejauh ini, hasil survei udara menunjukkan terdapat titik batuan besar dengan potensi bencana tinggi ke depannya. Salah satu titik rawan yang rencananya akan dilakukan peledakan adalah di Batu Tasangkuik di Sungai Pua, Kabupaten Agam.
Sementara itu, Sekda Agam Edi Busti menyampaika bahwa masyarakat setempat setuju dan tidak mempermasalahkan rencana peledakan batu tersebut karena demi kepentingan bersama.
Kegiatan peledakan batu sisa material Gunung Marapi ini rencana akan dilaksanan pada minggu depan.
Baca juga: Gunung Marapi Butuh 56 Sabo Dam, Jokowi Perintahkan Pembangunan Dimulai Tahun Ini
Diketahui, bencana banjir lahar Gunung Marapi dan longsor yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024) dan Minggu (12/5/2024), menelan 62 korban jiwa. Selain itu, sejauh ini, sebanyak 10 warga dilaporkan masih hilang. Bencana banjir lahar dan longsor berdampak sangat parah terhadap sejumlah kawasan di Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Bencana ini telah mendapat atensi langsung dari Presiden Jokowi.
[*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News