Padang, Padangkita.com - Berita menggembirakan datang dari Lapas Kelas IIA Padang! Lembaga Pemasyarakatan ini baru saja meresmikan Dapur Basalero, dapur higienis pertama di Sumatra Barat.
Dapur ini menjadi bukti komitmen Lapas Padang dalam menyediakan makanan yang bersih, sehat, dan bergizi bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Peresmian Dapur Basalero dilakukan langsung oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI, Reynhard Silitonga, pada hari Jumat (19/4/2024) sore.
Beliau menyampaikan apresiasi yang tinggi atas langkah maju Lapas Padang dalam menjamin kualitas makanan bagi para WBP.
"Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Lapas Padang dalam menjamin kehigienisan dan gizi makanan untuk para WBP. Saya berharap Dapur Basalero ini dapat menjadi motivasi bagi unit pelaksana teknis (UPT) lainnya," ujar Irjen Reynhard dikutip Sabtu (20/4/2024).
Dapur Basalero tidak hanya menjadi yang pertama di Sumatra Barat, tetapi juga masuk dalam jajaran 527 UPT Pemasyarakatan penyelenggara makanan di seluruh Indonesia yang telah mengantongi sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) atau dikenal dengan nama "Dapur Sehat".
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Sumbar, Amrizal, mengungkapkan rasa syukur atas lahirnya program Dapur Higienis di Lapas Padang. Ia berharap program ini dapat direplikasi di lapas-rutan lain di Sumatra Barat.
"Saya bersyukur, program ini sudah lahir di Sumbar, harapannya ini bisa menular ke lapas-rutan yang lain di Sumbar. Kepala Lapas Padang sudah bisa mewujudkan ini," kata Amrizal.
Beliau juga menyinggung tentang dukungan dari pemerintah daerah untuk mewujudkan program serupa di lapas-rutan lain.
"Seperti di Jawa Barat (Jabar), pembuatan dapur higienis itu kan didukung oleh Pemerintahnya. Jadi kami harapkan, kami bisa juga bersinergi dengan Gubernur Sumbar atau Walikota atau Bupati di Sumbar terkait hal ini," ujarnya.
Kepala Lapas Kelas IIA Padang, Marten, menjelaskan bahwa sebelum membangun Dapur Basalero, pihaknya terlebih dahulu melakukan studi banding ke lapas-lapas di Pulau Jawa yang telah memiliki fasilitas serupa.
"Sebelumnya kita bentuk tim ke Lapas Cipinang untuk melakukan studi tiru. Setelah dari sana, kami kemudian membuat perencanaan, kemudian anggaran yang tersedia dan dirasa sangat cukup untuk membuat dapur itu. Setelah anggaran itu ada, kami langsung melaksanakan pembangunannya," beber Marten.
Marten juga menjelaskan bahwa daftar menu makanan untuk WBP telah diatur secara baku dan memiliki pakem tersendiri dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Baca Juga: Berkah Lebaran, 763 Warga Binaan Lapas Muaro Padang Terima Remisi, 2 Langsung Bebas
"Dari daftar menu yang sudah dibuat itu sudah memenuhi standar gizi dan itu sama di semua lapas-rutan se-Indonesia. Artinya sudah pakem. Bicara tempat pengelolaan ini kan jadi terpisah antara dapur basah dan kering, kalau dulu kan bercampur," kata dia. [*/hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News