Padang, Padangkita.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar simulasi peringatan dini gempa M9,0 dan tsunami di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya Kota Padang, Rabu (25/10/2023).
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Padang Suaidi Ahadi menjelaskan kegiatan simulasi dipusatkan di selatan Jawa tepatnya Malang dan untuk kawasan pesisir pantai Sumatra Barat dilaksanakan di Kota Padang.
"Kegiatan ini dilakukan serentak oleh daerah-daerah yang dalam skenario terdampak oleh tsunami. Jadi dari BMKG Pusat akan mengirimkan skenario peringatan dini, dan daerah yang terdampak akan melakukan tindakan simulasi respon serta pelatihan evakuasi mandiri berdasarkan peringatan dini tersebut,” ujarnya pada Padangkita.com.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kegiatan bertajuk Indian Ocean Waves Exercise 2023 (IOWave23) menjadi sarana meningkatkan kesadaran bencana dan kewaspadaan terhadap gempabumi dan tsunami melalui kegiatan yang disebut Table Top Exercise (TTX) dan Tsunami Drill.
“TTX merupakan salah satu metode dalam pelatihan yang bertujuan untuk melakukan respons pendalaman dan klarifikasi terhadap produk perencanaan sebuah bencana,” sambungnya.
Sementara Tsunami Drill merupakan sebuah simulasi tsunami yang dilaksanakan langsung di lapangan oleh berbagai komponen masyarakat dan stakeholder untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi dan tsunami.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang Andree Algamar menjelaskan bahwa Sumatra Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memilikiancaman bencana yang cukup banyak, tidak terkecuali potensi gempa dan tsunami.
Terdapat 7 (tujuh) kabupaten dan kota di pesisir Sumatra Barat yang memang berbatasan langsung dengan Pantai, seperti Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, Agam, Padang Pariaman, Mentawai dan Pesisir Selatan.
"Itu artinya, ketujuh wilayah ini memiliki ancaman yang relatif sama yaknitsunami yang disebabkan kerena adanya aktivitas geologi pada segmen patahan Mentawai Megathrust," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kondisi tersebut mengharuskan pemerintah, praktisi seluruh lapisan masyarakat dan dunia usaha memiliki pemahaman yang sama dan bersinergi dalam upayapenanggulangan bencana di Sumatra Barat ini.
"Kita semua pernah melihat dan mungkin juga pernah mengalami, pada saat bencana gempa terjadi akan terdapat berbagai permasalahan, diantaranya adalah diseminasi (penyampaian) informasi yang proses dikeluarkan oleh pemerintah serta peralatan pendukung yang digunakan untuk diseminasi informasi tersebut agar dapat diterima oleh seluruh masyarakat tepat waktu serta mengeluarkan arahan evakuasi jika terdapat potensi tsunami," jelasnya.
Untuk Kota Padang, kegiatan ini juga telah dilaksanakan sejak tahun 2014 dan diselenggarakan setiap 2 tahun sekali.
"Kali ini Kota Padang, selain menguji coba SOP di Pusdalops, kita juga mencoba SOP Padang Command Centre yang saat ini tergabung dan berada pada satu tempat yang sama," pungkasnya.
Pada kegiatan IOWave23 ini terdapat skenario berupa gempa bumi dengan kekuatan M9,0 dengan kedalaman 10 kilometer yang mengakibatkan tsunami di lepas pantai Pulau Jawa. D
alam skenario tersebut, gelombang tsunami menerjang hingga ke pesisir barat barat Sumatra Barat dan Pesisir Nusa Tenggara Timur. [hdp]
Baca berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.