Padang, Padangkita.com – Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah X-A, Hendri Nofrianto mengungkap bagaimana Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) membunuh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumatra Barat (Sumbar).
Menurut Hendri, aturan yang tidak jelas telah membuat PTN-BH melakukan penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri, dalam beberapa kali gelombang secara terus menerus.
Hendri menyebutkan, APTISI Wilayah X-A Sumbar meminta pemerintah meninjau kembali pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru (PMB) yang diselenggarakan oleh PTN-BH di Sumbar.
“Ya, kemarin saya melakukan audiensi dengan pengurus APTISI Wilayah X-A Sumbar terkait menyikapi persoalan ini,” kata Hendri Nofrianto, dikutip Padangkita.com dari InfoPublik, Sabtu (20/8/2023).
Audiensi itu, kata dia, merupakan upaya menyatukan suara dan komitmen seluruh PTS di bawah APTISI wilayah X-A Sumbar yang berjumlah 82 PTS, untuk mendorong pemerintah meninjau kembali pelaksanaan PMB yang diselenggarakan oleh PTN-BH.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data tahun 2022, total lulusan SMA/SMK/MA di Sumbar berjumlah sekitar 40.000 siswa. Dari jumlah itu, PTN-BH (Unand dan UNP) menyerap sebanyak 17.480 siswa. Jumlah yang diserap PTN-BH ini tahun-tahun berikutnya berpeluang bertambah lagi, sejalan dengan pembukaan program studi (prodi) baru.
Sementara, perguruan tinggi lain, seperti Universitas Islam Negeri (UIN) menyerap mahasiswa sebesar 10.430 siswa. Selanjutnya, Politeknik (Politeknik Negeri Padang, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Politeknik ATI Padang, dan Politeknik Pelayaran Sumbar) menyerap mahasiswa sebesar 5.000 siswa.
Kemudian, Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang menyerap mahasiswa sebesar 1.500 siswa.
Sisanya, ada yang kuliah ke perguruan tinggi di Pulau Jawa, dan ada siswa yang memilih tidak berkuliah. Kondisi inilah, kata Hendri, yang semakin mengurangi daya serap penerimaan mahasiswa baru di PTS.
“Gelombang mandiri PTN-BH ini bagaikan gelombang tsunami bagi kami, PTS. Jumlah lulusan SMA/SMK dan MA yang cenderung tidak mengalami peningkatan dengan jumlah PTN dan PTS tentu harus disesuaikan,” tegasnya.
Terlebih lagi, kata dia, PTN-BH juga dengan leluasa membangun kampus baru di berbagai daerah, yang sangat berdampak pada penyerapan mahasiswa daerah bagi PTS.
Diketahui, tahun 2023 ini, PTN-BH Universitas Negeri Padang (UNP) menerima mahasiswa baru 10.215 orang. Sejauh ini, UNP memiliki
64 Program Studi (Prodi) Sarjana (S-1), 6 Prodi D-IV, dan 15 Prodi D-III. UNP juga memiliki kampus di sejumlah daerah di Sumbar, melalui Prodi di Luar Kampus Utama (PSDKU).
Sejauh ini, UNP telah memiliki kampus di Pessir Selatan (Pessel), Sijunjung, Sawahlunto, Payakumbuh, dan Bukittinggi. UNP juga agresif membuka prodi baru. Setelah menerima mahasiswa untuk Fakultas Kedokteran, UNP juga akan memuka Prodi Kedokteran Hewan.
Baca juga: Sejak Jadi PTN-BH, Unand dan UNP Jadi Monster Pembunuh Kampus Swasta di Sumbar
Sementara itu, Unand tahun 2023 ini menerima 7.350 mahasiswa baru untuk Sarjana (S-1) dan Diploma III (D-3). Unand juga punya PSDKU di Payakumbuh. Agresifnya PTN-BH di Sumbar inilah, kata Hendri, yang benar-benar menjadi pembunuh PTS.
“Untuk itu, kami butuh kebijakan yang berkeadilan,” tegas Hendri Nofrianto. [*/pkt]