Padang, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah dan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang perdagangan dan investasi di Hotel ZHM Premier Padang, Senin (12/6/2023).
Pertemuan dua gubernur ini dilanjutkan dengan kerja sama antara OPD dan pelaku usaha kedua provinsi, yang menghasilkan 37 transaksi senilai Rp231,7 miliar.
Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi mengapresiasi kerja sama dagang dan investasi antar-kedua daerah. Menurut Mahyeldi, misi dagang tersebut akan meningkatkan sinergitas antara Sumbar dan Jatim.
Terlebih dengan adanya penandatanganan PKS antara OPD Sumbar dan Jatim, pelaku usaha Sumbar dan Jatim, serta asosiasi pelaku usaha kedua daerah. Mahyeldi menyebut hal tersebut dapat menjadi ikatan untuk saling mendorong kemajuan perdagangan untuk kedua daerah.
"Ini menjadi bagian untuk memperkokoh hubungan kerja sama antar-kedua daerah, dan tentu juga menjadi kontribusi terbaik kita untuk bangsa dan negara," ujar Mahyeldi.
Menurut Mahyeldi, hubungan kedua provinsi menjadi aset yang sangat berharga. Interaksi dan asimilasi masyarakat kedua daerah bisa dilembagakan menjadi hubungan perdagangan atau bisnis yang saling menguntungkan.
"Tinggal bagaimana kita mengemasnya, mengaturnya agar menjadi konkret dan berkelanjutan. Tidak hanya dalam bidang ekonomi, di bidang-bidang lainpun bisa kita kolaborasikan nantinya," jelasnya.
Tidak hanya misi dagang dan investasi, pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk penandatanganan MoU G to G(Government to Government) antar-OPD di kedua provinsi. Ini menjadi wujud komitmen sinergitas antara Sumbar dan Jatim. Harapannya ada penguatan terutama pada manajemen ASN antara kedua belah pihak, PTSP, dan investasi.
Sejumlah OPD kedua provinsi yang melakukan MoU adalah, Disperindag, Diskop UMKM, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kemudian, Dinas Pangan Sumbar dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim. Selanjutnya, DPMPTSP, Dinas ESDM, Disbudpar, BPSDM, serta Bapenda.
Selain G to G, juga dilakukan penandatanganan kerja sama B to B (Business to Business) atau antar-pelaku usaha kedua provinsi. Mereka adalah PT. Jamkrida Sumbar - PT. Jamkrida Jatim, PT Jatim Graha Utama - PT Borcid Jaya Persada, PT. Loka Refractories Wira Jatim - PT. Atarindo Prima Internusa, dan PT. Moya Kasri Wira Jatim - UD. Semesta Mas & Co (SMC).
Kemudian, PT. Adi Graha Wira Jatim - PT. Balairung Citrajaya (Perseroda), dan PT. Adi Graha Wira Jatim - ASITA Sumbar.
Diikuti pula dengan asosiasi-asosiasi pelaku usaha antara kedua provinsi, yakni KADIN, IWAPI, REI Sumbar - FORKAS Jawa Timur, REI Sumbar - REI Jatim, dan APINDO.
Penandatanganan komitmen transaksi perdagangan antara pelaku usaha Jatim - Sumbar dengan nilai transaksi terbesar, yakni PT Matahari Sakti - CV Rajawali Feed Centre dengan komoditas pakan ikan dan udang.
Kemudian PT Ayo Tani - Perumda Padang Sejahtera Mandiri dengan komoditas pengembangan peternakan sapi dan perkebunan lahan porang. Selanjutnya, PT Dimas Bimario - CV Paten Tani dengan komoditas jagung pakan ternak, dan PT Total Solusi Toolindo - IWAPI Sumbar dengan komoditas mesin las dan bubut.
Adapun komoditi tertinggi dalam transaksi tersebut antara lain, pakan ikan dan udang, komoditas cengkeh dan tangkai cengkeh, kerja sama peternakan sapi, kerja sama pembangunan perumahan, kerja sama pengembangan porang, benih pertanian, bahan bangunan, makanan ringan, pupuk, jagung, kentang, jahe gajah, sarang walet, ayam potong, dan tulang ikan.
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, misi dagang dan investasi menjadi salah satu strategi efektif untuk penguatan koneksitas perdagangan antar-daerah, baik di dalam maupun luar negeri.
Khofifah menambahkan, selama menggelar misi dagang ke berbagai daerah di dalam maupun luar negeri, selalu ada peluang-peluang usaha yang baru. Ia berharap peluang-peluang usaha yang dibuka jalannya oleh Pemprov Jatim juga bisa bermanfaat untuk provinsi lain yang telah menjalin MoU dengan Jatim.
"Salah satunya saat kami misi dagang di Malaysia pada Desember tahun lalu, mereka membutuhkan kelapa banyak sekali. Nah, kalau dikirim dari Jatim, biayanya pasti akan besar. Jauh lebih hemat bila itu dikirim dari Sumbar," ujarnya.
Selama beberapa jam, pertemuan antara pelaku usaha dan buyer Jawa Timur - Sumbar berhasil mencatatkan total transaksi Rp 231,7 miliar.
"Alhamdulillah, Komitmen transaksi yang telah kita sepakati tadi ditutup dengan capaian 37 transaksi senilai Rp231,7 miliar,” ungkap Gubernur Khofifah.
Baca juga: PM Kamboja Hun Sen Dukung Kerja Sama ‘Sister Province’ Sumbar-Phnom Penh
Tujuan dari kerja sama ini adalah, agar perekonomi kedua daerah bisa berkembang dan tumbuh bersama secara inklusif. Serta kesejahteraan masyarakat di kedua wilayah dapat semakin meningkat. [*/adpsb]