Painan, Padangkita.com - Komisi IX DPR-RI mengadakan sosialisasi advokasi dan KIE penanganan stunting bersama mitra kerja yakni Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatra Barat di Kantor Camat Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Kamis (18/5/2023).
Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati mengatakan, saat ini pihaknya tengah berupaya menekan angka stunting yang ada di setiap daerah di Sumbar, salah satunya bekerja sama dengan seluruh pihak sebagai upaya untuk terus melakukan sosialisasi serta pendampingan terhadap masyarakat setempat.
"Kita mengadakan sosialisasi ini agar ada perubahan perilaku terhadap masyarakat, terutama di Kecamatan Koto XI Tarusan yang wisatanya cukup berkembang. Wisatanya berkembang, pertumbuhan manusianya harus juga kembang," ujarnya.
Selain melakukan sosialisasi ke masyarakat, Perwakilan BKKBN Sumbar juga melakukan intervensi potensi keluarga berisiko stunting berdasarkan pendataan keluarga.
Ia mengharapkan dengan adanya sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya mengatasi dan mencegah stunting pada anak.
"Diharapkan juga para peserta sosialisasi yang hadir hari ini dapat menjadi perpanjangan tangan kami untuk menjelaskan pentingnya mengatasi stunting ke tetangga, keluarga atau sanak famili mereka," harapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan BKKBN juga punya tim pendampingan keluarga yang akan mendampingi mulai dari calon pengantin, masa kehamilan hingga melahirkan anak sampai usia lima tahun, tujuannya agar tidak ada lagi lahir anak-anak berisiko stunting.
"Selain itu kami juga bekerja sama dengan forum rektor Indonesia untuk melakukan analisis situasi kejadian stunting. Untuk analisis tahap pertama dilakukan di masing wilayah, termasuk Pessel," ungkapnya.
Selain itu, ia menyebutkan salah satu penyebab stunting adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi yang lebih berbahaya lagi bagi kedua orangtuanya yang perokok sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi.
"Rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut mempengaruhi kondisi malnutrisi janin. Tentunya banyak penyebab lainnya yang harus diketahui tentang penyebab stunting," ujarnya lagi.
Dialam kesempatan itu, Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska, mengatakan selain berkoordinasi dan bekerja sama juga dibutuhkan kesadaran dari masyarakat dalam upaya penanganan stunting.
Ia juga mengimbau seluruh masyarakat agar mencukupi segala aspek sebelum menikah, seperti mental, pendidikan yang matang, pengetahuan tentang berumah tangga, agar nantinya bisa melahirkan dan merawat anak dengan baik sehingga terhindar dari resiko stunting.
Ia menambahkan, juga dibutuhkan multisektor, butuh peranan-peranan berbagai pihak seperti pemerintah, pemangku adat, masyarakat dan lainnya, karena semua sektor memiliki tugas masing-masing.
"Kami terus memberikan bantuan asupan gizi kepada masyarakat agar tercegah sutanting kepada anak-anak belita, bantuan itu berupa telor dan susu buat ibu hamil," ungkapnya. [*/min]