Padang, Padangkita.com – Panjang Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang menghubungkan Lampung hingga Aceh akan bertambah lagi. Ini menyusul kontrak baru proyek Jalan Tol Bayung Lencir - Tempino Jambi Seksi 3 yang akan dikerjakan oleh Hutama Karya bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Brantas Abipraya (Abipraya) atau disebut dengan KSO HK-Wika-Brantas.
Penandatanganan kontrak secara resmi dilaksanakan di Gedung Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Kontrak tersebut ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.3 Provinsi Jambi, Agung Ginanjar didampingi Kepala Balai Pembangunan Jalan Nasional Jambi, Ibnu Kurniawan dan Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya, Ari Asmoko.
Penandatanganan kontrak disaksikan oleh Direktur Jalan Bebas Hambatan, Triono Junoasmono, Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan, Wilan Oktavian, dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Miftachul Munir. Turut hadir juga Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga, Ir Satrio Sugeng Prayitno, MM. dan Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol, Apri Artoto.
Kemudian, Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto, Direktur Operasi I Hutama Karya, Agung Fajarwanto, serta jajaran Direksi Wijaya Karya dan Direksi Brantas Abipraya selaku anggota dari kerjasama operasi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam siaran virtual bersama mengatakan pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan daerah Jambi ke Palembang hingga Lampung ini akan dikebut penyelesaiannya.
“Jalan tol pertama di Provinsi Jambi ini segera diselesaikan, Insya Allah 2024,” ujar Presiden Jokowi.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan bahwa proyek jalan tol yang nantinya akan membentang sepanjang 15,4 km ini akan menambah panjang JTTS dan merupakan langkah awal kelanjutan pembangunan JTTS tahap II.
“Alhamdulillah, pelaksanaan tanda tangan kontrak senilai Rp2,7 triliun merupakan tahapan awal dari pembangunan tahap II (JTTS). Selaku kontraktor dalam proyek ini, KSO HK-Wika-Brantas optimis dapat menyelesaikan pembangunan selama 12 bulan dengan tepat mutu, waktu, dan biaya,” terang Tjahjo.
Lebih lanjut, Tjahjo menambahkan, setelah tanda tangan kontrak akan segera disusul dengan Ground Breaking dalam waktu dekat. Adapun sumber dukungan konstruksi proyek Jalan Tol Bayung Lencir - Tempino Seksi 3 ini diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan pembagian porsi: 60% Hutama Karya, 25% Wijaya Karya, dan 15% Brantas Abipraya.
Jalan tol Betung - Tempino - Jambi dengan panjang keseluruhan yakni 169 km, nantinya dibangun secara bertahap dan dibagi menjadi 4 (empat) seksi meliputi Seksi Betung - Tungkal Jaya (61,55 km), Tungkal Jaya - Bayung Lencir (55,73 km), Bayung Lencir - Tempino (33,05 km), dan Tempino - Sp Ness (18,97 km).
Hutama Karya ditugaskan untuk menggarap sub-bagian dari jalan tol seksi Bayung Lencir - Tempino dengan panjang ruas 15,4 km. Hal ini juga merupakan wujud komitmen Hutama Karya dalam pemerataan infrastruktur yang sejalan dengan visi Pemerintah Indonesia khususnya wilayah Jambi.
Adapun lingkup pekerjaan KSO HK-Wika-Brantas dalam proyek jalan tol ini meliputi pekerjaan galian dan timbunan, pekerjaan struktur (interchange, overpass, box culvert), pekerjaan pile slab, dan perkerasan jalan.
Lebih rinci, jalan tol ini juga akan ditunjang sejumlah fasilitas, di antaranya seperti, 1 simpang susun, serta dirancang dengan jumlah lajur 2x2 dengan maksimal kecepatan rencana 80 km/jam. Lebih rinci, status pengadaan lahan jalan tol Bayung - Lencir Seksi 3 sudah selesai 96% sementara 4% lainnya dalam proses pembayaran.
Jalan Tol Bayung - Lencir ini, juga memiliki berbagai manfaat seperti mempermudah aliran barang dan jasa untuk mempercepat perputaran roda ekonomi daerah, membuka konektivitas antardaerah Jambi ke Palembang hingga Lampung menjadi semakin cepat.
Baca juga: Hutama Karya Ungkap Progres Terbaru Pembangunan 2 Seksi Jalan Tol Padang-Pekanbaru
Kemudian, memberikan pemerataan kesejahteraan dan ekonomi daerah, hingga diharapkan mampu meningkatkan sektor pariwisata, serta memberi pengaruh positif pada pengembangan ekonomi daerah, meningkatkan pemerataan hasil pembangunan, dan memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang. [*/pkt]