Painan, Padangkita.com - Tim peneliti dari Unit Penelitian dan Pelatihan Ekonomi dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan, bahwa Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatra Barat, tergolong daerah yang menarik bagi investor.
"Pessel menjadi daerah yang menarik perhatian investor, terutama bagi investor- investor baru, yang akan masuk dan berinvestasi ke sini," ungkap Amirullah Setya Hardi, Peneliti P2EB FEB Universitas Gajah Mada (UGM) dalam pemaparannya tentang kajian ekonomi Pessel, di Painan, Rabu (4/5/2023).
Pada kesempatan itu, ada pula Sekda Pessel Mawardi Roska, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Pessel Hellen Hasmeita, serta Kabid Informasi dan Komunikasi Publik, Wildan.
Amirullah menerangkan, sebelumnya pihaknya telah melakukan kajian dan penelitian ekonomi bersama jajaran/instansi terkait dari Pemkab Pessel.
"Intinya (penelitian) adalah mencoba untuk membikin satu gambaran pandangan, dan analisis, terkait ekonomi makro di Kabupaten Pessel," ujarnya.
Dari temuannya, selama 12 tahun terakhir (2010 - 2022), secara keseluruhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pessel mengalami peningkatan. Sebagai gambaran, PDRB Pessel 2010 kira-kira di angka Rp5,9 - Rp6 triliun, meningkat menjadi hampir Rp9 triliun - Rp10 triliun di 2022.
Hal itu, kata dia, merupakan suatu hal yang cukup menarik, dan penting untuk mendapat perhatian bagi semua kalangan.
“Hal lain yang perlu disampaikan adalah, Covid-19 yang kemarin terjadi memang dirasakan oleh semuanya, termasuk Kabupaten Pessel. Tapi, yang paling menarik adalah, adanya recoverian (pemulihan) yang relatif cepat di kawasan ini,” ujar Amirullah.
Menurut dia, kondisi itu sangat terbantu oleh support ekonomi yang memang lebih dari30 % disumbangkan oleh sektor pertanian.
Di sektor pertanian, hampir semuanya merata di Pessel. Baik ketahanan pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan memberikan sumbangan yang cukup bagus.
"Catatan kami, ada sekitar 36% sumbangan dari sektor pertanian di tahun 2022," kata Amirullah.
Kemudian, hal lain yang perlu diperhatikan, bahwa sudah mulai ada shifting (pergeseran) atau perubahan sektor.