Padang, Padangkita.com - Salah satu BUMN yang ikut mendapatkan tender pekerjaan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara adalah Waskita Karya. Sebagai perusahaan pelat merah, Waskita Karya diharapkan lebih memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan pembangunan.
“Waskita berhasil meraih proyek jalan di IKN ini dikarenakan pengalaman dalam membangun jalan tol Trans-Jawa dan jalan tol Trans Sumatra. Serta berbagai jembatan antara lain Jembatan Merah Putih Ambon, Jembatan Pasopati Bandung, dan Jembatan Kali Kuto Semarang,” kata anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade membuka acara seminar dengan tema ‘BUMN Karya Memberikan Kontribusi terhadap Pembangunan IKM” di Hotel Truntum Padang, Selasa (2/5/2023).
Dari laporan yang didapatnya, kata Andre, Waskita meraih beberapa kontrak proyek baru di IKN. Antara lain proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 triliun.
“Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara rencananya akan dibangun di atas tanah seluas 50.678 m2 dan luas bangunan 33.312 m2 yang terbagi menjadi 3 bangunan, yaitu Sekretariat Presiden, Mess Paspampres dan bangunan pendukung. Pembangunan ini membutuhkan waktu selama 720 hari kalender dengan target penyelesaian pekerjaan pada akhir tahun 2024,” sebut Andre.
Selain itu, kata Andre, Waskita berhasil meraih proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara ini dikarenakan pengalaman Waskita Karya dalam mengerjakan pembangunan gedung ternama dengan tepat mutu dan tepat waktu.
“Antara lain Wisma 46 Jakarta, Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Renovasi Masjid Istiqlal, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Terminal 1, Terminal 2, & Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Sarana dan Gedung Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat, dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur,” tutur Andre.
Selanjutnya, Waskita juga berhasil memenangkan 2 tender proyek jalan yaitu Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung – Jembatan Pulau Balang senilai Rp990 miliar dan Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP) Paket Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 senilai Rp182 miliar.
“Kemudian dipercaya untuk mengerjakan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dengan kontrak senilai Rp639 miliar,” sebutnya.
Kata Andre, pembangunan IPAL ini akan menjadi support utama dalam pengelolaan air limbah di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan - Ibu Kota Negara, sehingga tetap menjaga kualitas air tanah dan mengurangi pencemaran lingkungan.
“Pekerjaan proyek ini rencananya akan dikerjakan dalam waktu 742 hari dan akan selesai pada akhir tahun 2024. Sementara lingkup pekerjaan Waskita antara lain yaitu, pekerjaan persiapan, unit IPAL, pekerjaan mekanikal & elektrikal, jalan dan lanskap dan dehidrator lumpur,” katanya.
Narasumber lain, akademisi Universitas Andalas (Unand) Padang Ilham Aldelano Azre dalam pemaparannya menjelaskan pemindahan IKN merupakan gagasan yang sudah lama dicanangkan sejak zaman Presiden Soekarno.
“Baru, di masa pemerintah Presiden Jokowi, pemindahan IKN direalisasikan, tepatnya ke Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur,” katanya.
Seperti diketahui, Waskita Karya berdiri pada tahun 1961 melalui proses nasionalisasi perusahaan asing yang awalnya bernama Volker Aannemings Maatschapiij N.V. Mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada bulan Desember 2012 dengan menerbitkan saham baru sebesar Rp1,2 triliun. Juni 2015 menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (Rights Issue) dengan total nilai Rp5.3 triliun.
Salah satu anak perusahaan Waskita Karya, yaitu PT Waskita Beton Precast Tbk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia melalui IPO pada tanggal 20 September 2016 sebesar Rp5,2 triliun. Desember 2021 hingga Januari 2022, menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (Rights Issue) total nilai Rp 9,44 triliun.
Transformasi digital Waskita Karya sudah dimulai pada tahun 2016. Transformasi itu perlu dilakukan karena Perseroan saat itu mengalami pertumbuhan besar-besaran (supergrowth). Pertumbuhan itu terjadi setelah Waskita Karya memperoleh tugas dari pemerintah untuk menuntaskan pembangunan jalan tol, khususnya tol Trans Jawa,
Munculnya pandemi yang datang di tahun 2020 menyebabkan realisasi proyek-proyek yang sudah direncanakan yang tidak berjalan sesuai harapan. Kondisi ini mengharuskan jajaran manajemen Waskita Karya membuat program penyehatan keuangan yang terdiri dari 8 stream.
Dari 8 stream itu, salah satu strateginya adalah membuat transformasi bisnis dengan digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi. Digitalisasi dijadikan sebagai salah satu pilar karena keyakinan Waskita Karya bahwa digitalisasi ini akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Baca juga: Puji Kekompakan Direksi Himbara, Andre Rosiade: Harus Dicontoh BUMN lain
Dengan ditetapkannya digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi bisnis Waskita Karya, jumlah aplikasi yang dimanfaatkan perusahaan pun berkembang pesat. Dari aplikasi ERP dan dua aplikasi untuk line of business, sampai tahun 2022 ini, digitalisasi di Waskita Karya sudah menghasilkan total 26 aplikasi. [*/pkt]