Bukittinggi, Padangkita.com – Open Race Pacuan Kuda Agam - Bukittinggi Cup 2023 diadakan di Gelanggang Pacuan Kuda Bukit Ambacang, Gadut, Kecamatan Tilatang Kamang, Agam, Minggu (19/3/2023).
Kapala Disparpora Kabupaten Agam, Syatria menyebutkan lomba ini hanya berlangsung satu hari. Ada 67 kuda yang berlomba, berasal dari berbagai daerah di Sumatra Barat (Sumbar).
Kegiaan pacuan kuda ini mendapat perhatian masyarakat yang hadir langsung ke Gelanggan Pacuan Kuda. Menurut Syatria, kegiatan pacuan kuda tahun hari ini merupakan obat pelepas rindu bagi masyarakat.
“Itu karena kegiatan ini sempat vakum beberapa tahun belakangan dan tahun ini kembali kita gelar event ini,” ujarnya.
Tak hanya masyarakat umum, pacuan kuda kali ini disaksikan langsung oleh Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah, Bupati Agam Andri Warman, dan Wali Kota Bukittinggi Erman Safar.
Ketiganya, naik kereta kencana dari Mess Pemkab Agam Belakang Balok, Bukittinggi menuju Galanggang Pacuan Kuda, di Bukik Ambacang, Gadut, Tilatang Kamang.
Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekab Agam Khasman Zaini mengatakan, panitia menyediakan sebanyak 10 bendi untuk rombongan Gubernur, Bupati Agam dan Walikota Bukittinggi menuju Galanggang Pacuan kuda.
“Untuk 3 pimpinan daerah itu, bendi yang dinaiki khusus, yaitu bendi yang sudah dipoles seperti kereta kencana,” ujarnya.
“Ini akan menjadi momen yang bersejarah bagi Pemprov Sumbar, Pemkab Agam dan Pemko Bukitiinggi, karena tiga kepala daerah itu, akan naik kereta yang sama, yaitu kereta kencana,” ulasnya.
Kuda Kereta Kencana Bernama Spetra
Adapun kereta kencana yang dinaiki gubernur, bupati, dan wali kota, ditarik oleh kuda bernama Sperta. Menurut pemiliknya yang sekaligus menjadi kusir, Revo, kuda bernama Sperta merupakan kuda blasteran, peranakan campuran Australia dengan kuda lokal, dengan tipe G1, saat ini berumur sekitar 10 tahun.
“Alhamdulillah, pada acara bergengsi ini kami bisa ikut berpartisipasi dalam konvoi mengantarkan pimpinan daerah, Gubernur Sumbar, Bupati Agam, dan Wako Bukittinggi ke lokasi pacu kudo, di Galanggang Bukik Ambacang,” ujar Revo.Ia menyebutkan, selain berpartisipasi dalam acara- acara pemerintah daerah, kereta kencana miliknya juga sering disewa pada acara pernikahan dan acara lainnya.
“Namun jika orderan kereta kencana sepi, kuda ini akan kembali manambang (mencari sewa, red) bendi, di pelataran Jam Gadang,” katanya.
Ia mengaku, saat ini bendi menjadi salah satu alat tranportasi tradisional yang banyak diminati oleh masyarakat, khususnya bagi wisatawan yang datang ke Bukittinggi.
Baca juga: Jelang Pacu Kuda Pabasko, Sekda Imbau Semua Pihak Berkolaborasi
Ia berharap, pemerintah daerah dapat memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang masih melestarikan bendi, apalagi bendi menjadi sumber mata pencariannya. [*/pkt]