Jakarta, Padangkita.com – Pelabuhan Penyeberangan Merak menjadi salah satu yang mendapat perhatian besar pemerintah pada masa mudik Lebaran tahun ini.
Berdasarkan hasil survei, pada Lebaran tahun ini diprediksi puncak pergerakan di lintas penyeberangan Merak akan mencapai lebih dari 42 ribu kendaraan.
Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan puncak arus kendaraan yang terjadi pada H-3 Lebaran tahun 2022 lalu mencapai 37 ribu lebih kendaraan.
Pelabuhan Penyeberangan Merak merupakan pintu utama keluar masuk pemudik dari Jawa dan menuju Sumatra.
Menyikapi hal itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu (11/3/2023), menggelar rapat koordinasi membahas upaya antisipasi kepadatan di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten, di masa mudik Lebaran tahun ini.
Menhub mengatakan, dengan lonjakan pemudik yang diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu, maka persiapannya harus dilakukan sejak dini.
“Persiapan dan koordinasi kami lakukan sejak dini dan Insya Allah pelaksanaannya akan lebih baik dari tahun lalu,” ujar Menhub Budi di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten.
Menhub menyampaikan, seluruh pemangku kepentingan terkait berkomitmen untuk memastikan volume to capacity ratio(V/C Ratio) atau perbandingan antara jumlah penumpang dan kendaraan dengan kapasitas Pelabuhan, masih dalam batas wajar dan terkendali yaitu kurang dari 0,8.
“Tadi dalam pembahasan V/C ratio akan berupaya ditekan serendah mungkin. Untuk itu akan dilakukan sejumlah simulasi-simulasi secara rutin untuk memastikan target itu tercapai,” kata Menhub.
Sejumlah langkah dan kebijakan yang akan dilakukan agar lonjakan pergerakan penumpang dan kendaraan tetap bisa terkendali, pertama yaitu menyiapkan penambahan dermaga alternatif untuk memecah kepadatan di tujuh dermaga yang ada di Merak.
“Kami siapkan lima dermaga di Pelabuhan Ciwandan dan satu dermaga di Pelabuhan Indah Kiat, Banten,” ujar Menhub.
Sementara, kapal yang beroperasi di Merak sebanyak 65 unit dan di Ciwandan sebanyak 15 unit.
Langkah kedua yaitu melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat untuk membeli tiket secara daring (online) dan lebih awal atau minimal satu hari sebelum keberangkatan, agar jumlah penumpang dan kendaraan yang melintas dalam satu waktu tertentu dapat terkelola dengan baik.
“Kalau membeli tiketnya di hari keberangkatan maka PT ASDP akan mengenakan harga yang lebih tinggi,} kata Menhub.
Langkah ketiga yaitu menyiapkan buffer zone atau tempat pengendapan kendaraan, yang tengah dibangun di tol arah Merak KM 97 yang diharapkan dapat mencegah terjadinya kepadatan di area pelabuhan.
Tempat ini selain berfungsi sebagai tempat istirahat, juga berfungsi sebagai tempat screening untuk memastikan penumpang sudah memiliki tiket. Karena pada tahun ini, masyarakat tidak bisa lagi membeli tiket langsung di pelabuhan.
“Sejumlah langkah yang akan disiapkan seperti menambah jumlah dermaga di pelabuhan, menambah kapal, mempercepat bongkar muat, menambah rest area, hingga mengelola ticketing, kami secara reguler akan mengecek perkembangan ini,” tutur Menhub.
Turut hadir dalam rakor, PJ Gubernur Provinsi Banten Al Muktabar, Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Ery Nursatari, dan Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol KemenPUPR Triono Junoasmono.
Rakor ini juga dihadiri perwakilan dari sejumlah instansi diantaranya yaitu: KSOP Kelas I Banten, KSOP Kelas I Panjang, PT ASDP Indonesia Ferry, PT Pelabuhan Indonesia, dan PT Pelayaran Nasional Indonesia. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News