Lubuk Basung, Padangkita.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Agam kembali mengingatkan soal 10 ciri atau indikator dalam mendeteksi aliran sesat. Sepuluh ciri tersebut telah merupakan fatwa MUI pusat.
Ketua MUI Kabupaten Agam, M Taufiq menyampaikan 10 ciri tersebut adalah, pertama, mengingkari salah satu dari rukun iman yang enam dan rukun Islam yang lima.
“Kedua, meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan sunah. Ketiga, meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran,” kata M Taufiq dalam seminar nasional untuk menangkal aliran sesat, Sabtu (25/2/2023).
Lalu, lanjut dia, yang keempat, mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran. Kelima, melakukan penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir. Keenam, mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam.
Selanjutnya yang ketujuh, menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul. Kedelapan, mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
Kesembilan, mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5 waktu.
Terakhir atau yang kesepuluh, mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.
“Sepuluh indikator ini perlu kita pahami betul, sehingga kita mampu menangkal aliran sesat,” harapnya.
Pada kesempatan itu, M Taufiq mengingatkan, soal penyakit masyarakat (pekat) dan aliran sesat yang tetap ada potensinya.
”Dewasa ini kita perlu waspada, sebab potensi pekat dan aliran sesat di daerah kita cukup besar, sehingga ini perlu kajian,” katanya.
Melalui seminar nasional, kata dia, MUI Kabupaten Agam diharapkan memaksimalkan peran majelis ulama, terutama mengatasi pekat dan aliran sesat.
“Lima peran menjelis ulama perlu kita bawa ke kehidupan sehari-hari, sehingga potensi pekat dan aliran sesat bisa dideteksi sejak dini,” ujarnya.
Ia menambahkan, agar seminar tersebut menghasilkan kajian ilmiah, MUI Kabupaten Agam menghadirkan Sosiolog Islam dari Kampus UIN Bukittinggi.
Baca juga: Di Padang Sempat Muncul Aliran Diduga Sesat, MUI Padang Beberkan Ciri Ajaran Menyimpang
“Narasumber seminar kali ini adalah Prof. Silvia Hanani, guru besar sosiologi Islam UIN Bukittinggi,” ungkapnya. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News